Erick Thohir kepada Timnas Indonesia: Pantang Kibarkan Bendera Putih
Erick Thohir meminta skuad Garuda untuk terus berjuang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengakui kekalahan melawan Irak pada laga perdana Grup D Piala Asia 2023 di Stadion Ahmad bin Ali, Senin (15/1/2023) malam WIB, yang berakhir dengan skor 1-3 tidak sesuai harapan. Hasil ini membuat peluang lolos ke babak 16 besar semakin tipis, namun Erick meminta skuad Garuda untuk terus berjuang.
"Nanti kita lihat apakah coach Shin Tae-yong dan pemain bisa mencoba memperbaiki, kita jangan kasih bendera putih sebelum berakhir. Ini kan juga pertandingannya dua kali," kata Erick kepada awak media usai nonton bersama di Senayan Avenue, Selasa (16/1/2024).
Indonesia masih memiliki dua laga yang akan dihadapi, yakni melawan Vietnam pada 19 Januari dan terakhir melawan Jepang pada 24 Januari. Sebagai sesama perwakilan dari Asia Tenggara, Vietnam adalah lawan yang paling realistis bagi tim Merah Putih untuk dikalahkan. Namun menurutnya itu tetap takkan mudah.
Erick melihat perlawanan yang diberikan Vietnam kepada Jepang di laga sebelumnya. Pada laga tersebut, Vietnam bahkan sempat membalikkan keadaan untuk mengungguli Jepang 2-1. Padahal, kata dia, Vietnam berada dalam situasi sulit di mana tujuh pemain inti mereka absen pada kejuaraan tersebut.
"Vietnam saya rasa tim yang tangguh, tujuh pemain utamanya cedera, dia masih bisa kemarin melawan Jepang sempat (unggul) 2-1, lalu pemain Jepang kelasnya beda lah, menang 4-2," kata dia.
Tim asuhan Shin Tae-yong harus berbenah sebelum melakoni laga selanjutnya. Erick meminta skuad Garuda untuk tidak menyerah sebelum berperang. Namun, ia meminta tim Merah Putih untuk tidak meremehkan Vietnam.
"Jadi tidak pernah meremehkan timnas Vietnam, yang di mana salah satu kekuatan mereka, ketika mereka main sebagai tim nasional, (jiwa) patriotiknya itu sangat tinggi. Ini yang saya rasa pemain kita mesti belajar ketika pakai Merah-Putih, ya harus all out. Hari ini sudah all out, tapi harus lebih lagi. Vietnam bisa (memberikan perlawanan), kenapa Indonesia nggak bisa," kata Erick.