RSHS Rawat 12 Korban Kecelakaan Truk Peziarah di Bandung Barat, Mayoritas Cedera Kepala
Mayoritas, korban mengalami trauma kepala, ada juga yang luka di bagian tubuh lainnya
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---- Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) merawat 12 korban kecelakaan truk yang mengangkut rombongan peziarah di Jalan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/1/2024). Mayoritas, korban mengalami trauma kepala.
Menurut Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSHS Bandung dr Roland Sidabutar, mayoritas 12 orang korban kecelakaan yang dirujuk ke RSHS mengalami trauma di kepala. Terdapat pula korban kecelakaan yang mengalami luka di bagian tubuh lainnya.
"Hampir sebagian besar ini trauma kepala juga ada beberapa pasien trauma kepala dan luka di bagian tubuh lain, tapi yang paling concern trauma kepalanya," ujar Roland, Jumat (26/1/2024).
Roland mengatakan sebanyak empat orang yang dirawat akan menjalani operasi di bagian kepala. Sedangkan korban yang mengalami luka di badan dan kaki tidak memerlukan operasi. Selain itu, satu orang pasien tidak mengalami luka berat sehingga dapat pulang. Dari keempat pasien yang akan dioperasi sebanyak dua orang mengalami kritis dan tak sadarkan diri.
"Dari keempat pasien operasi sedang disiapkan operasinya dan siapkan juga dari semua faktor pendukung operasi ruang perawatan dan lainnya," katanya.
Sebelumnya, Ditlantas Polda Jawa Barat mengungkapkan kecelakaan truk yang mengangkut rombongan peziarah asal Desa Citalem, Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat di Jalan Saguling, Jumat (26/1/2024) sementara diduga disebabkan rem blong. Namun, investigasi masih dilakukan untuk memeriksa kembali penyebab lainnya.
Seperti diketahui, kecelakaan truk bernomor polisi D 8304 WY ini menyebabkan lima orang meninggal dunia. Sedangkan 23 orang lainnya mengalami luka berat dan ringan.
Para korban meninggal dunia telah dibawa ke masing-masing rumah duka. Sedangkan korban luka ringan dan luka berat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cililin, Rumah Sakit Kawaluyaan dan sebagian dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin.
"Saya bisa sampaikan bahwa analisa awal adalah adanya kegagalan sistem rem (blong) dari kendaraan tersebut," ujar Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Afandi, Jumat (26/1/2024).
Ia mengungkapkan penyelidikan tetap dilakukan untuk memastikan penyebab utama kecelakaan. Sebab penyebab kecelakaan truk bisa saja tidak hanya karena kondisi rem blong namun karena yang lain. "Kita identifikasi di lapangan yang pertama faktor kendaraan, kedua faktor pengemudi, ketiga faktor lingkungan yaitu kurangnya penerangan, keempat faktor jalan agak rusak," kata dia.