Ini Jenis Hutan yang Paling Tahan Terhadap Kondisi Iklim Ekstrem
Studi terbaru tunjukkan jenis hutan yang mampu bertahan dalam kondisi iklim ekstrem.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hutan heterogen atau hutan yang memiliki keanekaragaman spesies pohon dinilai lebih tahan terhadap badai. Hal ini merujuk pada hasil studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Functional Ecology.
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari French National Research Institute for Agriculture, Food and Environment (INRAE) mengungkapkan bahwa di Eropa, hutan yang paling tahan terhadap badai adalah hutan yang memiliki keanekaragaman spesies pohon yang lebih besar dan didominasi oleh spesies yang tumbuh lambat dengan kepadatan kayu yang tinggi, seperti pohon oak.
Para peneliti juga menemukan bahwa efek positif dari keanekaragaman pohon terhadap ketahanan terhadap badai lebih terasa pada kondisi iklim yang ekstrem, seperti kondisi panas-kering di wilayah Mediterania dan kondisi dingin-basah di Skandinavia bagian utara.
Penelitian ini menggunakan simulasi untuk memodelkan bagaimana hutan dengan karakteristik yang berbeda, seperti keanekaragaman spesies pohon, dapat bertahan dan pulih dari kerusakan akibat badai.
Dalam beberapa dekade terakhir, Eropa telah mengalami badai angin yang lebih sering dan lebih parah yang membuat hutan dan ekosistem yang mereka sediakan, seperti habitat, penyimpanan karbon, dan kayu, menjadi beresiko. Para peneliti mengatakan bahwa studi ini dapat membantu dalam memprediksi dampak peningkatan frekuensi dan intensitas badai terhadap hutan, serta menunjukkan bagaimana kita dapat membuat hutan lebih tangguh.
“Kesimpulan penting dari studi kami adalah bahwa monokultur spesies yang tumbuh cepat seperti pinus, meskipun bernilai dari sudut pandang ekonomi, lebih rentan terhadap kerusakan akibat badai. Dalam konteks meningkatnya kerugian akibat badai di seluruh benua, penelitian kami mendukung praktik pengelolaan hutan yang mendorong keanekaragaman dan spesies pohon yang tumbuh lambat seperti Oak,” kata peneliti utama studi, Julien Barrere, seperti dilansir Phys, Jumat (25/1/2024).
Dalam studi ini, para peneliti membuat model untuk mensimulasikan dinamika ratusan hutan setelah badai, mengkalibrasi model tersebut dengan data dari 91.528 plot hutan di Eropa. Hutan yang disimulasikan bervariasi dalam kondisi iklim, mulai dari Mediterania hingga Boreal, dan dalam komposisi, yaitu keanekaragaman dan identitas spesies pohon.
“Hal ini memungkinkan kami untuk mengukur hubungan antara komposisi hutan dan ketahanan terhadap gangguan badai, dan bagaimana hubungan ini berubah di sepanjang gradien iklim Eropa,” jelas Barrere.
Para peneliti mengingatkan bahwa karena ini adalah studi pemodelan, penelitian lapangan masih diperlukan untuk mendukung temuan ini.
“Meskipun studi pemodelan seperti yang kami lakukan sangat penting untuk menarik kesimpulan mengenai dinamika hutan karena rentang waktu yang panjang di alam, hasilnya harus ditafsirkan dengan pemahaman yang jelas mengenai hipotesis model dan dilengkapi dengan studi lapangan,” kata Dr Barrere.