Microsoft Rekrut Ahli Nuklir untuk Inisiasi Energi Baru
Microsoft telah mempekerjakan Archie Manoharan sebagai direktur teknologi nuklir.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini upaya mendukung pusat data, terutama di era perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menjagkau berbagai industri, telah menjadi tantangan perusahaan teknologi. Microsoft tidak memilih metode tradisional untuk menghasilkan listrik yang diperlukan dalam menjaga pusat datanya.
Perusahaan tersebut mencari ahli reaktor nuklir generasi berikutnya yang dapat memberi daya pada pusat datanya yang besar. Untuk itu, perusahaan telah menunjuk seorang direktur untuk mengawasi strategi nuklir perusahaan.
Microsoft telah mempekerjakan Archie Manoharan sebagai direktur teknologi nuklir untuk mengawasi program pengembangan reaktor atom skala kecil untuk menggerakkan pusat data sebagai alternatif bahan bakar fosil.
Berdasarkan LinkedIn-nya, dia memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun di industri energi. “Saya senang menyampaikan bahwa saya telah memulai peran baru di Microsoft sebagai Direktur Teknologi Nuklir. Saya berterima kasih kepada P. Todd Noe dan Sean James atas kesempatan luar biasa ini. Saya bersemangat bisa bekerja dengan rekan baru saya Erin Henderson, PhD, MBA, PMP,” ujarnya dalam sebuah postingan, dikutip dari Gadgetsnow, Ahad (28/1/2024).
“Microsoft bangga menjadi bagian dari upaya global untuk mendekarbonisasi sektor ketenagalistrikan dan memberdayakan setiap orang dan organisasi di planet ini untuk mencapai lebih banyak hal. Saya sangat ingin berkontribusi pada visi ini!” kata dia menambahkan.
Sebelumnya, Microsoft mempekerjakan Erin Henderson sebagai direktur percepatan pengembangan nuklir.
Microsoft telah berupaya untuk meningkatkan strategi energi nuklirnya dan tahun lalu, di mana perusahaan menerbitkan daftar pekerjaan mengenai hal yang sama.
Pusat data menggunakan banyak listrik, yang mungkin menjadi hambatan dalam mencapai tujuan iklim perusahaan. Perusahaan seperti Google dan Apple sudah mempercepat pencapaian target netral karbon mereka.
Energi nuklir merupakan jawaban atas peningkatan permintaan tanpa berdampak pada lingkungan karena tidak mengeluarkan gas rumah kaca. Namun, terdapat perdebatan mengenai penanganan limbah radioaktif dan rantai pasokan uranium.