Semakin Mirip Youtube, TikTok Bisa Bikin Video Horizontal dan Durasi Panjang
Tiktok telah menguji video berdurasi 15 menit dan memperpanjangnya jadi 30 menit.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform video vertikal yang dikenal karena formatnya yang singkat, TikTok tampaknya sedang berusaha untuk menjadi lebih mirip dengan pesaingnya, YouTube. Dengan mempromosikan video horizontal dan durasi yang lebih panjang, TikTok memberikan insentif kepada pembuat konten untuk mengeksplorasi format baru ini.
Beberapa pembuat konten, seperti @candicedchap dan @kenlyealtumbiz, melaporkan bahwa TikTok telah memberi tahu mereka untuk mulai mengunggah video horizontal dengan durasi lebih dari satu menit. Platform tersebut bahkan berjanji akan "meningkatkan" video tersebut dalam waktu 72 jam setelah diunggah. Kreator yang telah menggunakan TikTok selama lebih dari tiga bulan berhak mendapatkan peningkatan jumlah penonton, asalkan video tersebut bukan iklan atau berasal dari partai politik.
Sebagian besar pengguna TikTok menonton konten melalui ponsel mereka, yang ideal untuk format video vertikal. Transformasi TikTok ini dapat dilihat sebagai upaya untuk mengubah kebiasaan pengguna dan membuat mereka lebih nyaman dengan format video horizontal.
Dilansir The Verge pada Rabu (31/1/2024), ini bisa dianggap sebagai langkah untuk "YouTubeisasi" TikTok, di mana platform ini mencoba menarik pembuat konten dengan memberikan lebih banyak ruang untuk konten berdurasi lebih panjang. Beberapa bulan yang lalu, TikTok telah memperluas durasi video hingga 15 menit, dan sekarang tampaknya menguji video berdurasi 30 menit.
Sebelumnya, TikTok juga memperkenalkan program paywall baru bernama Series, yang memungkinkan pengguna membuat koleksi video berdurasi hingga 20 menit untuk pelanggan berbayar dengan harga yang dapat ditetapkan oleh pembuat konten. Pembuat konten dapat menetapkan harga mulai dari 1 dolar AS (sekitar Rp 15.800) hingga 190 dolar AS (sekitar 3 juta).
Meskipun YouTube masih dianggap sebagai platform yang lebih menguntungkan untuk pembuat konten, dengan membayar lebih besar kepada mereka, tren pengulangan konten di berbagai platform terus meningkat. YouTube sendiri juga merespons dengan memperkenalkan fitur baru untuk lebih menyerupai format TikTok.
Dengan munculnya video horizontal, TikTok mungkin menarik pembuat konten untuk mempertimbangkan kanibalisasi materi YouTube mereka, sehingga memperkaya variasi konten yang mereka tawarkan di berbagai platform. Dengan adopsi format video yang lebih panjang, TikTok semakin mengeksplorasi cara untuk memenuhi preferensi dan kebutuhan beragam pengguna, bahkan menawarkan potensi tampilan yang lebih optimal pada perangkat seperti iPad yang diperbarui.