Netanyahu Serukan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA Ditutup
Sekjen PBB mengimbau semua negara menjamin eksistensi UNRWA.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan agar Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) ditutup. Seruan itu disampaikan setelah Israel menuduh sejumlah staf UNRWA terlibat dalam serangan dan operasi infiltrasi Hamas pada 7 Oktober 2023. Akibat tuduhan itu, kini belasan negara memutuskan menangguhkan pendanaan mereka untuk UNRWA.
“Sudah saatnya komunitas internasional dan PBB sendiri memahami misi UNRWA harus diakhiri,” kata Netanyahu kepada delegasi PBB yang berkunjung ke Israel, Rabu (31/1/2024), dikutip laman Middle East Monitor.
Netanyahu mengungkapkan, UNRWA harus digantikan oleh lembaga bantuan lainnya. Menurutnya, langkah itu perlu diambil jika krisis di Jalur Gaza hendak diselesaikan seperti yang komunitas internasional inginkan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menggambarkan UNRWA sebagai tulang punggung dari seluruh respons kemanusiaan di Gaza. Dia mengimbau semua negara menjamin eksistensi UNRWA.
Norwegia telah mendesak negara-negara yang menangguhkan pendanaan kepada UNRWA untuk mengkaji lagi konsekuensi dari tindakan mereka. “Kami mendesak negara-negara donor untuk merenungkan konsekuensi yang lebih luas dari pemotongan dana mereka untuk UNRWA,” kata Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide, Rabu kemarin.
Dia mengingatkan peran dan bantuan...
Dia mengingatkan peran dan bantuan UNRWA vital bagi 1,5 juta pengungsi di Gaza. “Saat ini, lebih dari sebelumnya, badan tersebut membutuhkan dukungan internasional,” ujar Eide.
“Untuk menghindari hukuman kolektif terhadap jutaan orang, kita perlu membedakan antara apa yang telah dilakukan individu dan apa yang diperjuangkan UNRWA,” tambah Eide.
Pada Ahad (28/1/2024), Norwegia telah mengumumkan mereka akan mempertahankan bantuan untuk UNRWA. Belasan negara, termasuk di dalamnya Jerman, Swiss, Italia, Kanada, Finlandia, Australia, Inggris, Belanda, Amerika Serikat (AS), Prancis, Austria, dan Jepang, telah menangguhkan pendanaan mereka untuk UNRWA.
Langkah itu diambil sebagai respons atas dugaan adanya 12 staf UNRWA yang terlibat dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. UNRWA telah mengumumkan mereka sudah memutuskan kontrak dengan para staf terkait.
UNRWA berisiko tidak bisa melanjutkan pemberian bantuan kepada para pengungsi Palestina, termasuk mereka yang berada di Jalur Gaza, setelah akhir Februari, jika pendanaan terhadap badan tersebut dihentikan. “Jika pendanaan tidak dilanjutkan, UNRWA tidak akan dapat melanjutkan layanan dan operasinya di seluruh wilayah, termasuk di Gaza, setelah akhir Februari,” kata seorang juru bicara UNRWA, Senin (29/1/2024).
Komisaris Jenderal UNRWA...
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengaku terkejut bahwa beberapa negara, termasuk AS, Australia, Inggris, Prancis, dan Kanada memilih membekukan pendanaan untuk lembaganya sebagai tanggapan atas dugaan keterlibatan staf UNRWA dalam serangan Hamas ke Israel pada Oktober tahun lalu.
“Akan sangat tidak bertanggung jawab jika memberikan sanksi kepada sebuah badan dan seluruh komunitas yang dilayaninya karena tuduhan tindakan kriminal terhadap beberapa individu, terutama pada saat perang, pengungsian dan krisis politik di wilayah tersebut,” kata Lazzarini, Ahad (28/1/2024), dikutip Anadolu Agency.
Lazzarini mengingatkan UNRWA adalah lembaga kemanusiaan utama di Gaza. Dia menyebut lebih dari dua juta orang di Gaza bergantung pada UNRWA untuk kelangsungan hidup mereka.
“Banyak yang kelaparan karena waktu terus berjalan menuju bencana kelaparan yang akan terjadi. Badan ini mengelola tempat penampungan bagi lebih dari 1 juta orang dan menyediakan makanan serta layanan kesehatan dasar bahkan pada puncak permusuhan,” ujarnya.
“Saya mendesak negara-negara yang telah menangguhkan pendanaan mereka untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka sebelum UNRWA terpaksa menghentikan respons kemanusiaannya. Kehidupan masyarakat di Gaza bergantung pada dukungan ini dan begitu pula stabilitas regional,” tambah Lazzarini.
Israel tidak sekali menuduh staf-staf UNRWA bekerja atau terlibat dalam operasi Hamas. Hal itu menjadi dalih bagi Israel untuk menyerang fasilitas-fasilitas UNRWA di Gaza.