Modul Inti Stasiun Luar Angkasa Tiangong China Rayakan 1.000 Hari di Luar Angkasa

China berusaha mempertahankan Tiangong beroperasi setidaknya selama satu dekade.

reuters
China meluncurkan modul inti stasiun ruang angkasa sepanjang 18 meter yang dinamai Tianhe.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Modul inti stasiun luar angkasa Tiangong China, yang diberi nama Tianhe atau "Harmoni Surga" merayakan pencapaian luar biasa dengan melewati 1.000 hari di orbit rendah Bumi. Peluncuran modul sepanjang 54 kaki ini menggunakan roket Long March 5B pada 29 April 2021, menandai dimulainya pembangunan stasiun luar angkasa Tiangong yang terdiri dari tiga modul.

Baca Juga


Dilansir Space pada Jumat (2/2/2024), ini menjadi bukti kemampuan teknologi dan teknik industri luar angkasa China, yang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dengan pencapaian ini, China berusaha mempertahankan Tiangong beroperasi setidaknya selama satu dekade.

Modul Tianhe menjadi pusat docking bagi modul sains Wentian dan Mengtian yang dijadwalkan untuk bergabung di orbit pada 2022, untuk menyelesaikan pembentukan stasiun berbentuk T tersebut. Sejak Shenzhou 12 meluncur pada  2021, enam misi berawak telah mengunjungi Tianhe untuk menguji dan memastikan sistem pendukung kehidupan dan fasilitas tempat tidur.

Video yang dirilis oleh badan penerbangan luar angkasa manusia China untuk memperingati tonggak sejarah ini memamerkan klip peluncuran, pemandangan Bumi dari orbit, interior Tianhe yang mencakup area kerja dan pribadi, serta kegiatan beragam astronot dalam misi Shenzhou. Tiangong, meskipun hanya 20 persen lebih besar dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang berbobot 460 ton, membuka pintu bagi eksplorasi ilmu pengetahuan di orbit. Tiangong telah memecahkan rekor baru dengan memiliki 17 orang di orbit sekaligus pada Mei 2023.

China memiliki rencana untuk memperluas Tiangong melampaui konfigurasi tiga modul dasarnya dengan menambahkan modul lebih lanjut. Perkembangan ini berpotensi membuka peluang baru, termasuk aktivitas komersial dan kemungkinan partisipasi astronot sipil dalam perjalanan ke stasiun luar angkasa, yang sebelumnya hanya terbatas pada pilot angkatan udara.

Pada 2025, China berencana meluncurkan teleskop luar angkasa bersama Tiangong. Teleskop bernama "Xuntian" ini akan memiliki resolusi spasial serupa dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble, tetapi dengan bidang pandang lebih dari 300 kali lebih besar. Ini membuka peluang untuk perbaikan, pengisian bahan bakar, dan peningkatan di masa depan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler