Pengamat: Jakarta Harus Perkuat Infrastruktur untuk Jadi Kota Global

Jakarta disebut bisa bersaing dengan kota besar dunia, seperti Tokyo dan London.

Republika/Prayogi
Warga berolahraga di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (3/9/2023). Pemprov DKI Jakarta meniadakan kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD) di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin pada ahad (3/9/2023). Peniadaan CFD karena adanya rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang berolahraga di sekitaran Bundaran HI Ada yang berjalan santai, berlari maupun bersepeda.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga mengatakan Jakarta harus terus memperkuat infrastruktur untuk mewujudkan pembangunan Jakarta menjadi kota global.
 
"Transformasi pembangunan Jakarta menjadi kota global ini tentu tidak lepas dari berbagai faktor. Hal ini termasuk hadirnya jaringan infrastruktur transportasi terkoneksi maupun fasilitas-fasilitas publik berstandar internasional di Jakarta," kata Yoga di Jakarta, Senin (5/2/2024).
 
Status Jakarta sebagai ibu kota negara segera lepas seiring dengan disahkan UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Nusantara.Terkait pemindahan ibu kota tersebut, tentu akan mengubah orientasi pembangunan Jakarta menjadi kota global.
 
Yoga menyebut nanti Jakarta bisa menjadi pusat pengembangan bersaing dengan kota-kota besar di dunia setara seperti Tokyo di Jepang dan London Raya di Inggris.
 
"Jakarta sudah seharusnya terus memperkuat infrastruktur untuk menjadi kota ekonomi dan bisnis kalau ibu kota pindah ke Kalimantan Timur," kata Yoga.
 
Selain itu, Yoga menyebut penataan kota juga menjadi salah satu hal penting untuk menciptakan ikon baru bagi Jakarta. Hal itu dapat diwujudkan seperti adanya olahraga air, taman wisata air, dan hal baru lainnya.
 
Menurut Yoga, Pemprov DKI Jakarta perlu memperkuat komitmen bersama dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjadikan Jakarta sebagai pusat pertumbuhan baik dari aspek penataan, ekonomi, maupun aspek lingkungan. Lalu, Pemprov DKI Jakarta dan pihak terkait juga perlu memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait semua dampak, mitigasi, dan cara pendekatannya.
 
"Misalnya pusat olahraga terpadu, maka yang harus diinformasikan adalah seluruh bangunan, seluruh kegiatan, seluruh fungsi lingkungan itu akan dikembangkan fokus untuk kegiatan olahraga, pengembangan bangunan olahraga," ucap Yoga.
 
Yoga memaparkan terdapat sepuluh kawasan di DKI Jakarta yang akan diusulkan untuk menjadi kawasan tematik yang akan mendukung transisi Jakarta menjadi kota global. Salah satunya, adalah kehadiran Jakarta Internasional Stadium (JIS) yang bisa menjadi kawasan tematik di bidang olahraga dan meeting, incentive, conference, exhibition (MICE).

"Dengan demikian Kawasan JIS dan sekitar sebagai pusat kegiatan olahraga internasional perlu dilakukan penataan bangunan dan lingkungan," kata Yoga.
 
Adapun sepuluh kawasan itu antara lain:

Baca Juga


  1. Pusat ibu kota ASEAN di Blok M, Kebayoran Baru
  2. Pusat pendidikan di Grogol dan Tanjung Duren (Podomoro, TMA, Mal Ciputra, Ukrida, Usakti, Untar, Esa Unggul, Binus)
  3. Pusat kesehatan dan Kebudayaan di RSCM Salemba, RS Cikini, dan Taman Ismail Marzuki
  4. Pusat transit hub di UKI, TNI AU, Kodam Jaya, PGC, Pool TransJakarta
  5. Pusat transit hub di Dukuh Atas dan Kebon Melati (mal, perkantoran, dan hotel)
  6. Pusat transit hub di Velodrome Rawamangun dan Manggarai (Pasar Rumput, UNJ, Stasiun Manggarai)
  7. Pusat kebudayaan dan keagamaan di Pasar Baru, GKJ, Kantor Pos, Lapangan Banteng, Istiqlal, Katedral
  8. Pusat sejarah kota di Harmoni, Glodok, dan Kota Tua
  9. Pusat olahraga terpadu/MICE di JIS, Sunter, dan Ancol
  10. Pusat olahraga terpadu/MICE di GBK Senayan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler