BUMN Jadi Koperasi, Srikandi BUMN: Menyakitkan Para Perempuan di BUMN

BUMN telah melakukan banyak terobosan konkret beri kesempatan kepada perempuan.

ANTARA FOTOANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ketua Srikandi BUMN Tina Kemala Intan mengatakan, wacana mengubah BUMN menjadi koperasi langkah mundur tata kelola. (ilustrasi)
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Srikandi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai ide mengubah BUMN menjadi koperasi akan menjadi langkah mundur bagi tata kelola perusahaan milik negara. Ketua Srikandi BUMN Tina Kemala Intan mengatakan, wacana tersebut menjadi hal yang sangat mengecewakan bagi banyak perempuan yang kini telah mendapatkan kepercayaan untuk mengemban sejumlah posisi strategis di BUMN. 

Baca Juga


"Tentu ide ini sangat menyakitkan bagi kami, para perempuan, yang telah berjuang untuk mendapatkan kesamaan hak dan kesempatan di BUMN," ujar Tina di Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Tina mengingatkan, keberhasilan transformasi BUMN dalam beberapa tahun terakhir tak hanya berdampak signfikan pada aspek kinerja perusahaan, melainkan implementasi nilai-nilai sosial dan kesetaraan gender di lingkungan BUMN. 

"Dalam empat tahun terakhir di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, BUMN telah melakukan banyak terobosan konkret dalam memberikan kesempatan kepada perempuan," ucap Tina.

Tina mengatakan, BUMN saat ini sangat berpihak pada keterwakilan perempuan dalam tubuh perusahaan. Hal ini terlihat dari jumlah direksi BUMN yang mana 21 persennya merupakan perempuan dan ditargetkan akan mencapai 25 persen dari total seluruh direksi BUMN. 

Srikandi BUMN, lanjut Tina, juga secara intens berkolaborasi dengan Kementerian BUMN dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, melalui...

 

Srikandi BUMN, lanjut Tina, juga secara intens berkolaborasi dengan Kementerian BUMN dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, melalui program Employee Well-Being Concern. Hal ini menjadi sebuah inisiatif yang akan memberikan landasan kuat bagi perusahaan dan organisasi BUMN dalam meningkatkan kualitas hidup karyawan.

"Kalau status BUMN diubah menjadi koperasi, kami tidak yakin para perempuan akan mendapatkan kesempatan yang sama dengan apa yang telah dilakukan di BUMN saat ini," sambung Tina.

Tina mengatakan, keberpihakan terhadap perempuan di BUMN tak sekadar hanya wacana belaka, melainkan telah terimpelementasi nyata melalui berbagai program strategis, termasuk masuk ke dalam cetak biru 2024-2034.

"Komitmen yang tertuang dalam cetak biru tersebut menekankan pentingnya peranan perempuan dalam mengatasi banyak persoalan di BUMN, mulai dari aspek operasional, kesehatan mental, fasilitas daycare, hingga financial support. Kami tentu berharap program kepemimpinan perempuan yang sudah baik ini dapat terus terjadi dan semakin meningkat," kata Tina.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler