Pesan Isra Miraj: Berdialog dengan Makhluk Langit Lewat Takbir

Perintah sholat jangan hanya dimaknai sebagai rutinitas tanpa ruh.

Baitul Maqdis
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa Isra Miraj jangan hanya dimaknai sebagai peringatan tahunan dalam sejarah saja. Umat Islam perlu juga menyadari makna sholat dan mengapa perlu khusyuk dalam mengerjakannya.

Pakar ilmu Alquran KH Ahsin Sakho mengingatkan perintah sholat kepada umat Islam jangan hanya dimaknai sebagai rutinitas tanpa ruh. Dari 17 rakaat dalam shalat lima waktu, setidaknya umat Islam akan menyebutkan takbir sebanyak 94 kali dalam sehari.

Maka yang perlu diingat, beliau menekankan, mengucapkan takbir dan menyebut asma Allah bukanlah kegiatan yang dimaknai sama dengan mengucapkan kalimat lain. Sebab, beliau mengatakan, ketika seorang hamba tengah mendirikan sholat maka perlu baginya untuk mengingat bahwa ia tengah berdialog dengan orang-orang Langit.

“Bayangkan, kalau seandainya orang itu membayangkan kebesaran Allah SWT, ia akan sadar bahwa betapa dahsyatnya perkara sholat ini. Kita makhluk bumi, kita disaksikan oleh Langit, kita tahu betapa kecilnya kita, dan betapa besarnya Allah SWT. Maka saat mengucapkan takbir, hati pasti bergetar hebat,” kata Kiai Ahsin kepada Republika.

Untuk itu diperlukan sholat secara khusyuk. Peristiwa Isra Miraj yang dihadirkan Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW bukanlah peristiwa isapan jempol yang boleh disepelekan. Lebih dari itu, umat Islam perlu mengingat bahwa perintah sholat merupakan kewajiban utama untuk terus mengingat betapa lemahnya seorang hamba di hadapan Allah SWT Tuhan Yang Mahaesa.

Baca Juga


Peristiwa Isra Mi'raj...

Peristiwa Isra Mi'raj

Salah satu keistimewaan bulan Rajab adalah di mana pada bulan ini, Rasulullah SAW melaksanakan Isra Miraj. Sehingga bulan Rajab menjadi pengingat bagi umat Islam untuk senantiasa mendirikan sholat lima waktu.

Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Baitul Maqdis di Palestina ke Sidratul Muntaha merupakan peristiwa Isra Miraj. Pada peristiwa itu Rasulullah diperintahkan langsung oleh Allah untuk menyampaikan kepada umat Muslim atas kewajiban sholat lima waktu.

Peristiwa Isra Miraj merupakan perjalanan Rasulullah melintasi tujuh langit sesuai dengan perintah Allah. Dalam setiap langit, Rasulullah menjumpai sosok-sosok yang dikehendaki Allah.

Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah Hidup Muhammad menjabarkan, perjalanan Isra Miraj Nabi merupakan perjalanan yang istimewa. Rasulullah menempuh perjalanan dari langit ke langit hingga langit yang ketujuh. Di puing-puing kuil Sulaiman, Nabi shalat bersama dengan Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa. Kemudian dibawakan tangga yang lalu dipancangkan di atas batu Nabi Yakub.

Dengan tangga itu, Rasulullah SAW cepat-cepat naik ke langit. Langit pertama terbuat dari perak murni dengan bintang-bintang yang digantungkan dengan rantai-rantai emas. Tiap langit itu dijaga oleh malaikat supaya jangan ada setan-setan yang bisa naik ke atas atau akan ada jin yang mendengarkan rahasia-rahasia langit.

Di tempat ini pula semua makhluk memuja...

 

Di tempat ini pula semua makhluk memuja dan memuji Allah SWT. Di langit pertama, Rasulullah SAW berjumpa dengan Nabi Adam. Pada keenam langit berikutnya, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Nuh, Nabi Harun, Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Idris, Nabi Yahya, dan Nabi Isa.

Juga di tempat itu, beliau melihat malaikat Izrail yang besarnya jarak antara kedua matanya saja adalah sejauh 7.000 hari perjalanan. Dan karena kekuasaan Allah SWT, maka yang berada di bawah perintahnya adalah 100 ribu kelompok. Ia sedang mencatat nama-nama mereka yang lahir dan yang mati dalam sebuah buku besar.

Rasulullah juga melihat malaikat air mata yang menangis karena dosa-dosa orang. Malaikat dendam yang berwajah tembaga yang menguasai anasir api dan sedang duduk di atas singgasana dari nyala api. Dan dilihatnya juga ada malaikat yang besar luar biasa, separuh dari api dan separuh lagi dari salju, dikelilingi oleh malaikat-malaikat yang merupakan kelompok yang tiada hentinya berdzikir kepada Allah.

Sedangkan di langit ketujuh adalah tempatnya orang-orang yang adil. Dengan di dalamnya malaikat yang lebih besar dari bumi ini dan seluruhnya. Ia mempunyai 70 ribu kepala, dan tiap kepala ada 70 ribu mulut, tiap mulut 70 ribu lidah, tiap lidah dapat berbicara dalam 70 ribu bahasa, tiap bahasa dengan 70 ribu dialek. Semua itu memuja dan memuji serta mengkuduskan Allah SWT.

Nabi terkesima dengan apa yang dilihatnya, melihat dan merenungkan makhluk-makhluk ajaib itu. Tiba-tiba Nabi membumbung lagi sampai ke Sidratul Muntaha yang terletak di sebelah kanan Arsy, menaungi berjuta-juta ruh malaikat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler