Harga Beras di Babel Bertahan Tinggi Jelang Pemilu

Harga beras jenis prenium merek Jeruk, RM dan TR masing-masing bertahan Rp 17 ribu/kg

Republika/Prayogi
Pembeli memilih Beras di salah satu agen di Kawasan Kemayoran, Jakarta, Senin (12/2/2024). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan alasan yang memicu terjadinya kenaikan harga beras di Indonesia, salah satunya ialah harga pangan dunia yang juga sedang meningkat.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Disperindag Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan harga beras jenis medium dan prenium masih bertahan tinggi, karena harga di daerah asal komoditas sudah mengalami kenaikan menjelang Pemilu 2024.

"Saat ini stok beras cukup berlimpah, namun harga masih tinggi," kata Kepala Disperindag Provinsi Kepulauan Babel Tarmin AB di Pangkalpinang, Selasa (13/2/2024).

Ia mengatakan berdasarkan pemantauan harga beras di sejumlah pasar moderen dan tradisional Kota Pangkalpinang pada Senin (12/2/2024), harga beras jenis medium merek KTJ, Matahari dan Sendok masih bertahan Rp 16 ribu per kilogram dari harga normal Rp 13 ribu per kilogram.

Demikian juga harga beras jenis prenium merek Jeruk, RM dan TR masing-masing bertahan Rp 17 ribu per kilogram dari harga normal Rp 14.500 per kilogram.

"Dalam menekan harga beras ini, kita akan mengelar operasi pasar setelah penyelenggaraan pemilu tahun ini," katanya.

Ia menyatakan saat ini stok beras yang ada mencapai 8.463 ton tersebar di 16 gudang distributor dan akan ditambah lagi 3.450 ton, maka total stok beras dalam sepekan ke depan mencapai 11.913 ton.

"Dalam pekan ini penambahan stok beras ini tiba dan bongkar di pelabuhan, sehingga masyarakat tidak perlu kuatir akan terjadi kenaikan harga beras yang lebih tinggi," katanya.

Menurut dia ketersediaan stok beras yang terdata ini hanya dilakukan di gudang distributor, sementara stok beras di pedagang pengecer tidak dilakukan pendataan, sehingga persediaan beras di masyarakat kurang lebih mencapai 20 ribu ton.

"Harga beras ini murni karena harga beras di daerah asal di Pulau Jawa dan Sumatera sudah tinggi, sehingga para pelaku usaha mengikuti perkembangan harga komoditas tersebut," katanya.

Baca Juga


sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler