Empat Peristiwa Penting di Bulan Sya'ban
Bulan Sya'ban merupakan bulan yang paling dekat dengan Ramadhan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Sya'ban merupakan bulan yang paling dekat dengan Ramadhan. Sehingga para ulama pun menyatakan Sya'ban merupakan bulan untuk membersihkan hati.
Di bulan Sya'ban banyak sekali kejadian yang mulia dan agung. Kejadian-kejadian inilah yang membuat bulan Sya'ban ini menjadi mulia. Dikutip dari buku Menggapai Berkah di Bulan-Bulan Hijriah oleh Siti Zamratus Sa’adah, berikut ini empat peristiwa penting yang terjadi di bulan Sya’ban.
Empat Peristiwa Penting di Bulan Sya'ban
1. Perpindahan arah kiblat
Di bulan inilah kiblat kaum muslimin berpindah, yang semula umat Islam shalat menghadap ke Baitul Maqdis dan membelakangi Ka'bah kini berganti arah menghadap ke Ka’bah di Makkah. Tercatat, umat Islam shalat menghadap Baitul Maqdis selama 16 bulan lamanya, sebelum kemudian kiblat mereka berganti arah menuju Makkah di bulan ini.
Peristiwa perpindahan arah kiblat ini merupakan yang ditunggu-tunggu oleh Nabi Muhammad saw. Karena pada waktu itu orang Yahudi mengolok-olok kaum muslimin karena beribadah menghadap ke arah yang sama seperti orang Yahudi.
Sehingga disebutkan bahwa Nabi saw kerap menengadah ke langit memohon petunjuk Allah dan menunggu hingga wahyu Allah turun dan ingin agar Dia mewujudkan dan memberikan apa yang beliau inginkan itu.
"Sungguh kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja Kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya." (Al-Baqarah ayat 144)
Begitu besar harapan itu, sampai-sampai Aisyah berkata kepada Rasulullah, "Aku selalu saja melihat Tuhanmu mengabulkan apa yang engkau inginkan wahai Rasulullah!" Itu adalah bukti bahwa permintaan Rasulullah akan selalu dikabulkan sesuai firman Allah swt.
"Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hati kamu menjadi puas." (Adh-Dhuha ayat 5)
Selanjutnya...
2. Diangkatnya buku catatan amal manusia ke langit
Di bulan ini, semua perbuatan manusia diperlihatkan kepada Allah swt. meski sesungguhnya Allah swt Maha Mengetahui segala hal gaib dan nyata. Dia Maha pengasih lagi Maha penyayang.
Tidak akan ada sesuatu apapun yang tersembunyi dari pengetahuan Allah. Tiada selembar daun pun yang jatuh dari pohon pada malam hari, kecuali Allah telah mengizinkannya. Tidak ada pula satu biji basah dan kering di kegelapan malam, kecuali telah tertulis dengan jelas dalam kitab Allah.
Akan tetapi diangkatnya amal tersebut adalah suatu bentuk dari kekuasaan serta keagungan Allah dan juga bukti akan ditampakkannya perbuatan-perbuatan manusia di alam arwah di depan Malaikat. Hal itu juga sebagai isyarat tentang rahasia yang tersisip dalam hikmah dijadikannya manusia sebagai khalifah di dunia ini, yaitu untuk menjalankan kewajibannya sebagai hamba, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman Allah swt.
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku." (Ad-Dzariyat: 56)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Usamah bin Zaid, menyebutkan: "Wahai Rasulullah! Aku tidak pernah melihat angkau berpuasa di satu bulan, seperti engkau telah berpuasa di bulan Sya’ban? Rasulullah menjawab, "Bulan itu adalah bulan yang telah dilupakan oleh banyak orang, yaitu antara Rajab dan Ramadhan, ia adalah bulan, amal perbuatan di dalamnya diangkat kepada Tuhan seluruh alam dan aku senang amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa".
Selanjutnya...
3. Ditentukannya umur manusia
Di bulan ini ditentukannya umur manusia, yang berarti ditampakkannya umur manusia karena kekuasaan Allah tidak berkaitan dengan waktu dan tempat. "Tiada sesuatu pun yang menyerupai-Nya dan Dia adalah yang Maha Mendengar lagi Mengetahui.”
Dalam sebuah hadits dari Aisyah bahwa Rasulullah berpuasa di bulan Sya'ban secara penuh, Aisyah berkata, "Aku berkata kepada Rasulullah saw, wahai Rasulullah! Apakah puasa yang paling di sukai oleh Allah adalah puasa di bulan Sya'ban?" Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah di bulan ini telah menulis seorang sebagai mayat di tahun itu, maka aku senang ajalku datang kepadaku sedang aku dalam keadaan berpuasa." Maka dari itu beliau memperbanyak puasa di bulan ini.
4. Terdapat malam Nisfu Sya’ban
Jika di bulan Ramadhan terdapat Lailatul Qodar, maka di bulan Syaban ini terdapat malam nisfu Sya’ban, di mana pada malam ini turun pengampunan Allah, malam diijabahnya doa, dan malam penuh berkah dan rahmat.
"Allah swt melihat kepada semua hambanya di malam Nisfu Sya'ban, kemudian memberikan pengampunan kepada mereka semuanya kecuali kepada musyrik dan orang yang selalu mengajak kepada perselisihan".
Telah disebutkan dalam sebuah hadits tentang doa di malam Nisfu Sya'ban. Dari Aisyah berkata, "Rasulullah shalat malam kemudian shalat dengan memperpanjang sujud sampai aku menyangka bahwa beliau telah dijemput ajalnya. Ketika aku melihat hal itu, aku berdiri mendatanginya dan aku menggerakkan jari jempolnya kemudian beliau bergerak. Aku pun kembali ke tempatku semula dan aku mendengarkan beliau membaca ini dalam sujudnya:
Selanjutnya...
اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
“Aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu dan aku berlindung dengan-Mu, dari-Mu, dan kepada-Mu. Dan aku tidak mampu menghitung pujian kepada-Mu, sebagaimana pujian-Mu untuk diri-Mu."
Ketika beliau bangun dari sujud dan selesai dari shalatnya, beliau bersabda: "Wahai Aisyah! Apakah kamu menyangka bahwa Nabi telah mengingkari janjimu?" Aisyah menjawab, "Demi Allah tidak wahai Rasulullah, akan tetapi aku telah menyangka bahwa engkau telah menemui ajal, karena begitu panjang sujudmu.
Beliau bersabda, "Apakah engkau tahu malam apa ini?" Aisyah menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Rasulullah bersabda, "Malam ini adalah malam Nisfu Sya'ban, sesungguhnya Allah melihat dan mencari hamba-Nya yang meminta ampunan di malam ini, maka yang meminta ampun pun akan diampuni dan Dia akan memberi rahmat kepada orang yang meminta rahmat dan meninggalkan orang yang dengki dan iri dalam keadaannya."
Empat kejadian inilah yang paling penting di bulan Sya'ban. Karena kejadian-kejadian inilah bulan ini menjadi mulia dan lebih diagungkan oleh Allah swt. Maka dari itu sangat dianjurkan bagi seorang mukmin mengisi hari-hari bulan Sya'ban ini dengan ibadah dan amal shaleh, khususnya di malam Nisfu Sya’ban.