Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Israel 

Serangan roket Hizbullah ke Kiryat Shmona menyebabkan kerusakan.

EPA-EFE/RAHAT DAR
Orang-orang menghadiri demo anti Isarel yang diselenggarakan oleh Hizbullah. Kelompok Hizbullah Lebanon menembakkan puluhan roket ke wilayah Kiryat Shmona di Israel utara.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok Hizbullah Lebanon menembakkan puluhan roket ke wilayah Kiryat Shmona di Israel utara, Kamis (15/2/2024). Peluncuran roket itu merupakan balasan atas dua serangan Israel ke Lebanon sehari sebelumnya yang membunuh 10 warga sipil.

Baca Juga


Menurut petugas polisi dan medis Israel, serangan roket Hizbullah ke Kiryat Shmona menyebabkan kerusakan. Namun mereka tak mengungkapkan, apakah terdapat korban tewas akibat serangan tersebut.

Politisi Hizbullah, Hassan Fadlallah, mengecam serangan Israel ke Lebanon selatan pada Rabu (14/2/2024) yang menewaskan 10 warga sipil, termasuk tiga anak-anak. Dia menggambarkan serangan tersebut sebagai kejahatan. “Musuh akan menanggung akibatnya atas kejahatan ini. Perlawanan (Hizbullah) akan terus menggunakan hak sahnya untuk membela rakyatnya,” ujar Fadlallah.

Sejak pertempuran Israel-Hamas di Jalur Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, eskalasi turut terjadi di wilayah perbatasan Lebanon-Israel. Kelompok Hizbullah, yang mendukung perlawanan Hamas, mulai meluncurkan serangan lintas batas ke wilayah Israel. Hingga berita ini ditulis, Hizbullah dan Israel masih kerap terlibat konfrontasi dan kontak senjata di wilayah perbatasan.

Bulan lalu, Hizbullah menyatakan siap berperang tanpa batas dengan Israel. “Israel dan tentara serta pemukimnya adalah pihak yang takut akan perang, bukan Lebanon,” kata Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidatonya pada 14 Januari 2024 atau satu pekan setelah komandan senior Hizbullah, Wissam al-Tawil, terbunuh dalam serangan udara Israel di Lebanon, dikutip laman Middle East Monitor

“Kami telah siap berperang dalam 99 hari terakhir. Kami akan menerima perang dan akan berperang tanpa batasan atau kendali jika perang dipaksakan kepada kami,” tambah Nasrallah.

Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat. Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan. Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler