Daya Tahan Korban Banjir Demak di Pengungsian Jadi Perhatian
Korban banjir Demak akan dipastikan mendapatkan bantuan pangan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Banjir Demak, Jawa Tengah, mengakibatkan puluhan ribu warga terpaksa mengungsi. Mereka menyebar di titik-titik lokasi pengungsian. Pemerintah dan berbagai lembaga kemanusiaan sedang bergerak membantu mereka.
Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan mengatakan yang perlu dipikirkan dalam menangani banjir Demak adalah daya tahan bagi penyintas. Pasalnya, membutuhkan waktu cukup lama agar air sepenuhnya surut sehingga masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing.
"Ada 21 ribu pengungsi di mana pengungsi membutuhkan makan, karena stok makanan, logistiknya tenggelam. Padi di rumah dan sawah mengalami pembusukan. Karena mereka rumahnya kenak banjir 1-2 meter. Ini baru kering kira-kira 50 hari," ujar Saidah dalam jumpa pers, di Kantor Baznas RI, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Saidah mengungkapkan hasil kunjungan Baznas ke tempat pengungsia telah menemukan beberapa kelompok rentan yakni lansia mulai stress setelah empat hari berada di pengungsian. Karena itu, Baznas juga akan bergerak di wilayah psikosial.
Saidah menambahkan Baznas juga memberikan penanganan pasca banjir. Pasalnya, temuan di lapangan mereka juga banyak mengalami kerugian di sektor pertanian seperti tanaman bawang dan padi yang tidak bisa dipanen.
"Modal dari utang. Karena mayoritas buruh tani. Ini akan memunculkan kantong kemiskinan. Ini butuh kegotong royongan," kata Saidah.
Itu sebabnya mereka diperkirakan mengalami kesulitan dalam membayar utang tersebut. Baznas akan mencoba membantu dengan pemberian modal usaha pasca banjir.
Ketua Baznas RI, Prof Noor Achmad mengatakan Baznas untuk sementara memberikan bantuan senilai Rp 500 juta. Menurut Prof Noor angka tersebut terlalu sedikit untuk membantu korban banjir Demak.
Baznas masih melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat untuk mengetahui angka kebutuhan bencana banjir Demak. Menurutnya pemerintah Demak masih mendatanya.
"Bantu 500 juta dulu. Mereka gak merasa karena tanggung jebol gak diperkirakan," kata Prof Noor.