Alice Norin Idap Kanker Sarkoma, Apa Itu?

Alice Norin telah menjalani operasi kanker sarkoma pada 16 Desember 2023.

Republika/Novita Intan
Alice Norin. Alice divonis mengidap kanker sarkoma.
Rep: Rahma Sulistya Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aktris Alice Norin menyampaikan dirinya mengidap kanker sarkoma, dan sudah menjalani operasi sejak 16 Desember 2023. Sarkoma adalah jenis tumor ganas (kanker) langka yang berkembang di tulang dan jaringan ikat, seperti lemak, otot, pembuluh darah, saraf, dan jaringan yang mengelilingi tulang dan sendi.

Baca Juga


Dilansir laman Cleveland Clinic, gejala dari sarkoma bergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Perawatannya meliputi pembedahan, radiasi, kemoterapi, terapi bertarget, dan imunoterapi.

Sarkoma jarang terjadi, hanya merupakan satu persen dari seluruh diagnosis kanker pada orang dewasa, dan sekitar 15 persen dari diagnosis kanker pada anak-anak. Sekitar 16 ribu sarkoma didiagnosis di Amerika Serikat setiap tahunnya (sekitar 4.000 sarkoma tulang dan sekitar 13 ribu sarkoma jaringan lunak).

Sarkoma dapat terbentuk di berbagai bagian tubuh, mulai dari kepala hingga jari kaki. Biasanya, 40 persen terjadi di ekstremitas bawah (kaki, pergelangan kaki, kaki), lalu 15 persen terjadi di ekstremitas atas (bahu, lengan, pergelangan tangan, tangan), 30 persen terjadi di batang tubuh, dinding dada, perut, panggul, 15 persen terjadi di kepala dan leher.

Sarkoma terbentuk ketika sel-sel tulang atau jaringan lunak yang belum matang mengalami perubahan pada DNA-nya, dan berkembang menjadi sel-sel kanker yang tumbuh dengan cara yang tidak teratur. Mereka pada akhirnya dapat membentuk massa atau tumor yang dapat menyerang jaringan sehat di sekitarnya.

Jika tidak diobati, kanker dapat menyebar melalui aliran darah atau sistem limfatik dari lokasi utama pembentukannya ke organ lain (metastasis). Jika kanker sudah bermetastasis, ini sulit untuk diobati. Seperti bentuk kanker lainnya, penelitian tidak ada yang mengetahui apa yang menyebabkan sel sehat menjadi sarkoma.

Faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko terkena sarkoma, meliputi sebagai berikut.

• Paparan bahan kimia: Paparan arsenik dan bahan kimia tertentu yang digunakan untuk membuat plastik (monomer vinil klorida), herbisida (asam fenoksiasetat), dan pengawet kayu (klorofenol).

• Radiasi: Paparan radiasi dosis tinggi dari pengobatan kanker sebelumnya.

• Limfedema: Pembengkakan jangka panjang di lengan atau kaki.

• Kondisi genetik: Kelainan bawaan dan mutasi kromosom tertentu, seperti sindrom Gardner, sindrom Werner, penyakit von Hippel-Lindau, sindrom Gorlin, tuberous sclerosis, sindrom Li-Fraumeni, retinoblastoma, dan neurofibromatosis tipe 1.

Gejalanya bervariasi tergantung lokasi tumor. Misalnya, beberapa sarkoma mungkin tidak menimbulkan gejala yang nyata pada tahap awal. Beberapa sarkoma mungkin terasa seperti benjolan yang tidak menimbulkan rasa sakit di bawah kulit, sementara sarkoma lainnya tidak menimbulkan rasa sakit sampai ukurannya tumbuh cukup besar untuk menekan organ. 

Sarkoma lain dapat menyebabkan nyeri tulang yang berkepanjangan atau pembengkakan di lengan atau kaki yang memburuk di malam hari. Perubahan ini mungkin membatasi pergerakan penderitanya. Gejalanya bisa termasuk benjolan baru yang mungkin terasa sakit atau tidak, nyeri pada ekstremitas (lengan/kaki) atau perut/panggul, kesulitan menggerakkan lengan atau kaki (gerakan lemas atau terbatas). Selain itu, ada penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan sakit punggung. Sarkoma juga memiliki gejala yang sama dengan banyak kondisi lainnya. Tenaga medis akan membantu menentukan apakah gejala yang dirasakan seseorang berhubungan dengan sarkoma atau penyakit lain.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler