Al Azhar Mesir - Lazis ASFA Bekali 40 Pemuda Lembaga Islam dengan Wasathiyat dan Dakwah
Al Azhar Mesir dan Lazis ASFA berkomitmen lahirkan SDM unggul.
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Lembaga Amil Zakat Assalam Fil Alamin bersama Universitas Al-Azhar Kairo berkolaborasi dalam program percepatan kaderisasi pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Kedua lembaga tersebut mendidik pemuda utusan lembaga pendidikan Islam untuk melahirkan sumber daya manusia yang unggul.
Hal itu disampaikan oleh Sekjen Pusat Keilmuan Al-Azhar Prof Dr Nadhir Al-Ayyad dan Ketua Lazis ASFA H Muchlis Hasyim Yahya dalam pembukaan secara resmi pelatihan intensif dakwah dan fatwa untuk para kader ulama dari berbagai pesantren di Indonesia di Aula Fakultas Sains dan Dirasat Islamiyah, Kairo, Senin (19/2). Acara ini disponsori oleh Lazis ASFA.
Acara tersebut dihadiri Rektor Universitas Al-Azhar Prof. Dr. Salamah Daud, Direktur Akademik Internasional Al-Azhar Prof. Dr. Hasan Sholah As-Soghir, Penasehat Grand Syekh Urusan Mahasiswa Internasional Prof. Dr. Nahlah Sobri Soidy, Wakil Duta Besar Indonesia di Kairo Zaim Nasution, Ketua dan Wakil Ketua Lazis Assalam Fil Alamin H. Muchlis Hasyim dan KH. Anizar Masyhadi, M.A., Plt Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo Aming Rahmat Lasim.
Peserta pelatihan kali ini berjumlah 40 orang kader ulama utusan dari berbagai pesantren di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. Pelatihan dilaksanakan di Islamic Mission City, Al-Azhar dan akan berlangsung selama dua bulan. Para peserta akan mendapatkan materi-materi dakwah, metode pengambilan fatwa, wasatiyat Islam, bahasa Arab, Alquran dan tafsir serta ulumul hadis.
Acara dirangkai bersama dengan Pembinaan dan Pengarahan Mahasiswa Indonesia Penerima Beasiswa ASFA di Universitas Al-Azhar sebanyak 200 orang.
Dalam sambutannya Rektor Jamiah Al Azhar Salamah Dawud mengapresiasi peran Lazis ASFA yang secara aktif terus mendorong percepatan dan pengembangan SDM. Al-Azhar selalu membuka pintu untuk kader-kader umat dari seluruh dunia yang ingin mendalami Islam dengan pandangan wasatiyah-nya. "Apa yang dilakukan oleh Lazis ASFA seirama dengan pandangan Al-Azhar, yaitu melahirkan SDM unggul untuk kemajuan umat Islam di seluruh dunia," kata Salamah.
Salamah Dawud mengharapkan agar para kader ulama yang mengikuti program pendidikan intensif dan para mahasiswa S1-S3 nantinya segera kembali kepada umat Islam di Indonesia. Melalui institusi masing-masing mereka mendakwahkan nilai-nilai Islam serta menyebarluaskan risalah wasatiyah Islam khas Al-Azhar yang selama ini menginspirasi kedamaian dan kemajuan.
Senada, Prof. Nadhir Ayyadh juga mengapresiasi peran Lazis ASFA. Dia menjelaskan bahwa pemanfaatan dana-dana dari zakat, infak, sedekah dan wakaf untuk kepentingan peningkatan sumber daya manusia dan peningkatan ilmu sejalan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam dan merupakan pekerjaan yang sangat mulia.
"Peran lembaga zakat dan wakaf seperti ini banyak ditemui dalam sejarah peradaban Islam. Al-Azhar adalah salah satu bukti yang telah berjalan lebih dari 1100 tahun dengan menjadikan skema-skema zakat dan wakaf sebagai instrumennya," imbuhnya
Sementara itu Prof. Hasan As-Soghir menekankan pentingnya penguasaan yang mendalam pada literatur bagi para dai dan ulama. Menurutnya, dakwah harus disampaikan berbasis pada literatur, tak boleh bicara seenaknya tanpa pertanggungjawaban keilmuan melalui berbagai literatur.
Sejalan dengan itu, Prof. Nahlah menekankan pentingnya penguasaan bahasa Arab sebagai dasar dalam memahami literatur-literatur Islam terutama terkait Al-Quran dan As-Sunnah. Tak mungkin dapat memahami keduanya dengan baik tanpa penguasaan pada bahasa Arab yang memadai.
KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D selaku Ketua Dewan Pengawas Syariah Lazis ASFA dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Al-Azhar atas perannya dalam mendidik generasi muda muslim Indonesia selama ini. Lebih dari 13 ribu mahasiswa Indonesia sedang belajar di Al-Azhar saat ini. Mereka akan menjadi tokoh, ulama dan pemimpin umat di masa depan.
H. Muchlis Hasyim dalam sambutannya menyebutkan bahwa para alumni Al-Azhar memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa Indonesia. "Ada banyak dari mereka yang mendirikan pesantren, memimpin ormas Islam, menjadi tokoh dan ulama, dan peran-peran penting lainnya," kata Muchlis.
Di tempat terpisah, Direktur KMI Pondok Modern Gontor KH. Masyhudi Subari, Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Dr. KH. Sofwan Manaf dan Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH. Anang Rikza, MA., Ph.D., menerima perpanjangan SK Mu'adalah (penyetaraan) ijazah dengan Al-Azhar Kairo dalam bidang ilmu agama dan sains.
Sejak awal 2024, Lazis ASFA menyelenggarakan program daurah di dalam dan luar negeri. Pertama daurah di Sulaimaniyah Turki untuk pembelajaran tahfidz Alquran dan bacaan Alquran bersanad. Kedua di Arab Saudi untuk pembelajaran Bahasa Arab. Ketiga di Al Azhar Mesir yang dibersamai Ustaz Zulfikar, dan terakhir di Universitas Darussalam (Unida) Gontor melalui Program Kaderisasi Ulama (PKU). Para peserta tidak dipungut biaya sepeser pun.
Selain itu, ASFA juga memberikan beasiswa kepada ribuan pelajar mulai tingkat sekolah hingga program doktoral. Mereka mencari ilmu di dalam dan luar negeri. Semuanya diharapkan menjadi SDM berkualitas yang akan membawa negeri ini kepada Indonesia Emas 2045.