Salman ITB Bangun Rumah Sakit Mata di Soreang Bandung

Pembangunan rumah sakit mata ini bagian dari pembangunan Salman Hospital.

Fauzi Ridwan
Pembangunan Rumah Sakit Mata di kompleks Salman Hospital di Desa Sekarwangi, Soreang, Kabupaten Bandung
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---- Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB mulai membangun Rumah Sakit Mata di kompleks Salman Hospital di Desa Sekarwangi, Soreang, Kabupaten Bandung. Pembangunan rumah sakit empat lantai ini diharapkan selesai akhir tahun 2024 dan mulai dapat melayani masyarakat.

Baca Juga


Menurut Ketua Wakaf Salman Hari Utomo, pembangunan rumah sakit mata ini bagian dari pembangunan Salman Hospital. Ia menuturkan sengaja memilih rumah sakit mata karena penyakit kebutaan di Indonesia dan di Jawa Barat tinggi.

"Tujuan kita ingin membangun Salman Hospital tapi dalam perjalanan tidak mudah membutuhkan resource. Nah saat bersamaan kita sudah membangun gedung ini lalu berpikir kenapa tidak dimanfaatkan untuk tahap pertama rumah sakit mata dulu nanti ke depan jadi Salman Hospital," ujar Hari, Selasa (20/2/2024).

Ia mendapatkan data bahwa angka kebutaan di Indonesia mencapai 8 juta orang sedangkan di Jawa Barat antara 2 hingga 2,5 persen. Selain itu, masyarakat banyak yang mengalami gejala sakit mata namun tidak diobati.

Hari Utomo melanjutkan pembangunan rumah sakit mata untuk mendekatkan pelayanan kesehatan di wilayah selatan Bandung khususnya mata. Ke depan layanan di rumah sakit mata akan mengakomodasi BPJS kesehatan bekerja sama dengan Rumah Amal Salman. "Akhir tahun diharapkan beres dan beroperasi," katanya.

Direktur PR Salman Global Medika dr Nurul Fathoni mengatakan 70 persen kebutaan disebabkan oleh katarak. Oleh karena itu, rumah sakit mata Salman diharapkan dapat mengatasi masalah katarak melalui operasi.

"Problem mata lain glukoma, gangguan retina bagian dari latanan yang bisa diberikan kepada masyarakat. Apalagi di Kabupaten Bandung belum ada rumah sakit mata selama ini dirujuk ke Cicendo," katanya.

Nurul melanjutkan 40 persen aktivitas di rumah sakit mata ke depan akan memberikan layanan di luar layanan mata. Layanan seperti penyakit syaraf atau penyakit dalam diperbolehkan untuk masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler