Pedagang Pasar Legi Keluhkan Pendapatan Berkurang Dampak Kenaikan Harga Bahan Pokok

Harga cabai tertinggi tembus Rp 90 ribu per kilogram.

Republika/Alfian Choir
Jelang Nataru TPID kota Solo cek sejumlah harga bahan pangan dan pokok di pasar Legi Kota Solo, (13/12)
Rep: C02 Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO–Sejumlah bahan pokok di Pasar Legi terpantau masih mengalami kenaikan atau stabil di harga tinggi. Mulai dari harga beras C4 Raja yang dihargai Rp 17 ribu/kg dan harga cabai yang tembus Rp 90 ribu/kg. 

Baca Juga


Salah seorang pedagang Tri Wahyuni mengatakan kenaikan harga beras sudah terasa sejak pencoblosan di 14 Februari lalu. Dimana beras yang dulunya berkisar Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu menjadi Rp 17 ribu per kilogramnya. 

"Beras sudah naik beberapa hari sih, sesudah pemilu itu si paling terasa, naik setiap hari Rp 1.000 dari Rp 12 ribu-Rp 13 ribu. Sekarang harganya Rp 17 ribu (beras) C4 raja," katanya ketika ditemui, Jumat (23/2/2024). 

Selain beras, harga minyak dan telur juga mengalami kenaikan. Tri mengatakan kenaikan telur berkisar 2.000 rupiah dari harga 26 ribu per kg. Sedangkan minyak curah dari het Rp 14 ribu-Rp 15 ribu kini naik menjadi Rp 16 ribu per liter. 

"Telur Rp 28 ribu sudah beberapa hari ini dari Rp 26 ribu. Dulu minyak juga Rp 14-15 ribu sekarang Rp 16 ribu," katanya. 

Pihaknya juga mengeluhkan berkurangnya pelanggan lantaran harga yang melambung tersebut. Ia berharap dengan program dari Pemkot Solo yang menggandeng Bulog dalam operasi pasar bisa menekan harga. 

"Ya katanya ada pasar murah tapi harganya kok masih tinggi ya harapannya ya stabil harganya. Iya pengaruh (ada pengurangan) tapi gimana kan mau nggak mau harus beli ya an kebutuhan pokok," katanya. 

Di sisi lain, Painah pedagang cabai mengatakan kenaikan harga cabai sudah sejak sebulan. Ia mengatakan harga cabai tertinggi tembus hingga Rp 90 ribu per/kgnya. 

"Harganya cabai merah besar Rp 90 ribu, keriting merah Rp 80 ribu, rawit merah Rp 70 ribu, cabai rawit putih Rp 25 (ribu), cabai hijau keriting Rp 20 (ribu), cabai hijau besar Rp 20 (ribu)," katanya. 

Pihaknya mengaku tak ada permasalahan terkait stok cabai. Namun, lantaran harga tinggi sedangkan pelanggan berkurang jadi membuatnya tak berani mengambil banyak. "Ya dari pasokannya harganya mahal, jadi gak berani stok banyak, dari distributor ada stoknya," katanya. 

Painah juga mengatakan cabai sendiri terbilang bahan pangan yang tak awet. Oleh sebab itu dengan harga yang tinggi sedangkan permintaan turun ia takut cabainya tak habis dan rusak. 

"Kalau habis gak apa-apa, kalau gak habis kan rusak. Seminggu dah rusak makanya seminggu harus habis kalau bisa tiga hari harus habis nanti kalau rusak harganya turun," katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler