5 Penyebab Orang Sering Merasa Bad Mood, Minum Kopi Salah Satunya?

Ada faktor tak terduga yang dapat membuat bad mood tak berkesudahan.

Pixabay
Suasana hati buruk (Ilustrasi). Bad mood berkepanjangan tak selalu ada kaitannya dengan kondisi kesehatan mental yang buruk.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang pasti pernah mengalami suasana hati yang buruk atau bad mood sesekali. Namun, bila itu terjadi hingga berhari-hari atau bahkan berpekan-pekan, kondisi ini bisa memunculkan rasa tak nyaman, baik bagi diri sendiri maupun orang-orang di sekitar.

Keluhan bad mood yang berkepanjangan sering kali dipengaruhi oleh kondisi kesehatan mental buruk. Tak jarang pula, ada faktor-faktor lain dan tak terduga yang bisa memicu timbulnya bad mood yang tak berkesudahan. Berikut ini adalah lima pemicu di antaranya, seperti dilansir The Sun pada Selasa (27/2/2024).

1. Jam Biologis Tubuh yang Kacau
Jam tidur yang tak beraturan bisa mengganggu jam biologis atau ritme sirkadian tubuh. Menurut praktisi gizi, Alison Cullen, jam biologis tubuh berperan penting dalam meregulasi berbagai proses fisiologis, termasuk siklus tidur-bangun dan produksi hormon.

"Menjaga ritme sirkadian yang seimbang itu penting bagi kesejahteraan diri secara umum, dan gangguan (pada ritme sirkadian) bisa memberikan efek signifikan pada suasana hati," ujar Cullen.

Studi menemukan bahwa ketidakseimbagan ritme sirkadian sering kali disebabkan oleh pola tidur yang tak teratur atau kurang tidur. Kondisi ini dapat membuat seseorang menjadi lebih stres, mudah marah, dan memiliki suasana hati yang negatif di pagi hari.

2. Minum Kopi dengan Perut Kosong
Konsumsi kopi yang berlebihan bisa mengganggu suasana hati. Efek ini bisa semakin terasa bila kopi dikonsumsi di pagi hari dalam kondisi perut masih belum terisi makanan. Minum kopi dalam kondisi perut kosong bisa meningkatkan kecemasan dan rasa gugup menurut studi.

"(Minum kopi dalam kondisi perut kosong) juga bisa memicu fluktuasi energi akibat kafein yang lebih berat," kata Cullen.
 
3. Konsumsi Gula Berlebih
Asupan gula berlebih bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah dalam waktu singkat. Lonjakan kadar gula darah ini dapat membuat seseorang menjadi lebih mudah marah dan mengalami mood swing atau perubahan suasana hati yang cepat.

Oleh karena itu, Cullen merekomendasikan orang-orang untuk tidak mengonsumsi menu sarapan tinggi gula seperti sereal atau menambahkan gula ke dalam teh dan kopi. Cullen juga menganjurkan agar masyarakat mengombinasikan protein dengan karbohidrat kompleks, sayuran bervariasi saat makan. Selain itu, Cullen juga menganjurkan konsumsi buah-buahan sebagai pengganti menu cemilan ultra proses.

Baca Juga


4. Status Hidrasi Kurang
Biasakan untuk menjaga hidrasi tubuh dengan minum air putih secara rutin, sesuai kebutuhan tubuh. Dehidrasi, meski dalam tahap yang ringan, bisa membawa dampak negatif bagi suasana hati dan fungsi kognitif.

Cullen juga menyatakan bahwa dehidrasi dapat memicu peningkatan kadar kortisol. Peningkatan hormon kortisol bisa membuat orang-orang lebih mudah mengalami stres.

5. Teknologi
Kehadiran teknologi membuat orang-orang selalu terkoneksi sepanjang waktu. Meski membawa kemudahan, paparan gawai yang berlebih juga bisa menjadi sumber stres dan memicu kewalahan. Terlebih bila gawai dipenuhi dengan beragam notifikasi, pesan, dan kabar terbaru dari media sosial.

Untuk menghindari paparan gawai berlebih, terapkan batas waktu penggunaan gawai atau screen time. Alih-alih berfokus pada koneksi di media sosial atau internet, coba untuk alihkan fokus ke koneksi atau hubungan dengan orang lain di dunia nyata agar tercipta keseimbangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler