Gaza Saksikan Tingkat Malanutrisi Anak Terburuk di Dunia

Satu dari enam anak Gaza di bawah usia dua tahun alami kurang gizi akut.

AP Photo/Fatima Shbair
Warga Palestina berjuang untuk membeli roti dari toko roti di Rafah, Jalur Gaza, Ahad, (18/2/2024).
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi anak-anak di Gaza semakin memprihatinkan. Kini, tingkat malanutrisi di Gaza tertinggi di dunia.

"Gaza menghadapi tingkat malanutrisi pada anak terburuk di dunia. Satu dari enam anak di bawah usia dua tahun mengalami kekurangan gizi akut," kata Wakil Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP) Carl Skau dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang Ketahanan Pangan pada Selasa (27/2/2024).

Menurut Skau, WFP siap mengintensifkan operasinya jika gencatan senjata disepakati.

"Jika tidak ada yang dilakukan, kami khawatir kelaparan yang meluas di Gaza hampir tak terhindarkan, yang menurut Kementerian Kesehatan di Gaza telah menelan hampir 30 ribu korban jiwa dan melukai 70 ribu lebih lainnya sejak Oktober, dengan kemungkinan korban bertambah" kata Ramesh Rajasingham atas nama OCHA dan Wakil Sekjen Urusan Bantuan Kemanusiaan Martin Griffiths.

Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dari Gaza pada 7 Oktober. Sebanyak 1.200 orang tewas dan sekitar 240 orang lainnya diculik.

Baca Juga


Israel lantas melakukan serangan balasan dan memerintahkan pengepungan total terhadap Gaza dan mulai melancarkan serangan darat yang bertujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera. Hingga kini, sedikitnya 29.700 orang di Jalur Gaza tewas, demikian menurut pemerintah setempat.

Pada 24 November tahun lalu, Qatar menjadi mediator Israel dan Hamas dalam kesepakatan gencatan senjata sementara, juga menyangkut pertukaran tawanan perang dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Gencatan senjata diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember 2023. Sejauh ini, lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan Hamas di Gaza.

sumber : Antara, Sputnik
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler