Militer Israel Peringatkan Bahaya Pembatasan Jadwal Muslim Palestina ke Masjid Al Aqsa
Israel batasi jadwal umat Islam ke Masjid Al Aqsa sejak Perang Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Tentara Israel dan Dinas Keamanan Dalam Negeri Shin Bet memperingatkan pembatasan masuknya warga Palestina ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki selama bulan puasa Ramadhan akan memicu ketegangan.
"Tentara dan Shin Bet ingin membahas kembali masalah ini dengan (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu, dalam upaya mengubah posisinya," kata Radio Tentara Israel, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (28/2/2024).
Pekan lalu, Netanyahu menyetujui rekomendasi dari Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir untuk membatasi masuknya warga Palestina yang tinggal di Israel dan Yerusalem ke dalam masjid selama Ramadhan, yang akan dimulai pekan depan.
Menurut Radio Angkatan Darat, badan-badan keamanan akan memberikan penilaian kepada Netanyahu mengenai tingginya risiko memburuknya keamanan di Tepi Barat.
"Jika ini terus berlanjut, maka akan diragukan bahwa Israel akan mampu menghentikannya di tengah pertempuran dan pengerahan pasukan di semua wilayah," katanya, mengacu pada Jalur Gaza dan perbatasannya dengan Lebanon.
Masjid Al Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang-orang Yahudi menyebut kawasan itu sebagai Bukit Bait Suci (Temple Mount) karena merupakan situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967. Mereka mencaplok seluruh kota pada 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui komunitas internasional.
Israel telah membatasi akses warga Palestina ke Masjid Al Aqsa sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober menyusul serangan Hamas.
Genjatan senjata
Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel telah setuju untuk menghentikan kegiatan militer di Gaza selama bulan suci Ramadhan.
Persetujuan ini datang saat Hamas tengah mempelajari rancangan proposal untuk gencatan senjata yang mencakup jeda dalam pertempuran dan pertukaran tahanan-sandera.
Sumber senior Hamas yang dekat dengan pembicaraan gencatan senjata di Paris, mengatakan bahwa selama gencatan senjata tersebut, rumah sakit dan toko roti di Gaza akan diperbaiki, serta 500 truk bantuan akan memasuki jalur gaza setiap hari. Ini adalah upaya paling serius dalam beberapa pakan untuk mengakhiri konflik yang meletus sejak Oktober tahun lalu.
Joe biden mengatakan Israel telah setuju untuk tidak terlibat dalam aktivitas militer selama Ramadhan, juga untuk memberikan kita waktu untuk mengeluarkan semua sandera.
Ramadhan diperkirakan akan dimulai pada malam 10 Maret 2024 dan berakhir pada malam 9 April 2024.
Baca juga: Alquran Sebut Langit Tercipta Hingga 7 Lapisan, Begini Penjelasan Ilmiahnya
Pernyataannya ini direkam pada hari Senin (26/2/2024) dan disiarkan di acara NBC "Late Night with Seth Meyers” pada Selasa (27/2/2024).
Biden mengatakan, Israel telah berkomitmen untuk memungkinkan orang-orang Palestina mengungsi dari Rafah di selatan Gaza sebelum mengintensifkan kampanyenya di sana untuk menghancurkan Hamas.
Biden, berharap bahwq gencatan senjata dapat dimulai pada Senin berikutnya. “Ada terlalu banyak orang tak berdosa yang dibunuh. Dan Israel telah memperlambat serangan di Rafah," kata Biden, menambahkan bahwa gencatan senjata sementara akan memulai proses bagi Palestina untuk memiliki negara mereka sendiri.
Setidaknya 29.878 warga Palestina telah terbunuh di Gaza di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini telah terbunuh.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.