Kakak Laki-Laki Sudah Menikah, Apakah Wajar Jika Adik Perempuan Masih Gelendotan?

Adik dan kakak mungkin terbiasa bercanda fisik sewaktu kecil.

@imagenic Via Instagram Teuku Ryan
Pasangan selebritas Ria Ricis-Teuku Ryan berpose setelah melangsungkan akad nikah, Jumat (12/11/2021). Keduanya tengah menjalani sidang cerai.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sidang cerai selebritas Ria Ricis dan Teuku Ryan membuat warganet berspekulasi tentang penyebab perpisahan pasangan yang menikah pada 12 November 2021 itu. Sebagian pengguna media sosial bahkan ada yang menyoroti kedekatan Ryan dan adiknya, Puput, lalu mengaitkannya dengan latar belakang perceraian.

Asumsi itu muncul setelah muncul video yang memperlihatkan Ricis seolah tampak "tak dianggap" saat Ryan dan Puput asyik mengobrol. Lantas, seperti apa selayaknya kedekatan antara adik dan kakak berlawanan jenis di usia dewasa?

Baca Juga


 
Psikolog keluarga dan pernikahan, Nadya Pramesrani, menjelaskan, kedekatan antara kakak laki-laki dan adik perempuan atau sebaliknya adalah hal yang baik. Namun, entah itu berlawanan jenis atau berbeda, tetap ada batasan-batasan interaksi yang harus dihormati satu sama lain.

"Kalau waktu kecil berantem atau becanda fisik masih cukup normal atau nggak apa-apa kita lihatnya, jika sudah dewasa, secara umum tidak pantas ya. Karena ketika dewasa, kontak fisik itu perlu dibatasi kalau bukan dengan pasangan masing-masing," papar Nadya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (28/2/2024).
 
Lalu, bagaimana seharusnya orang tua mengajarkan anak-anak mereka tentang adab dengan lawan jenis? Selayaknya mengajari interaksi antara laki-laki dan perempuan yang saling sopan, ayah dan ibu bisa mengajarkan untuk menghindari menyentuh area pribadi.

"Kalau teman bermainnya sudah mengatakan 'tidak', anak kita perlu berhenti. Jadi ajarkan sopan santun berteman pada umumnya. Ketika sudah dewasa, ajarkan juga hubungan pertemanan antara laki-laki dan perempuan yang sehat seperti apa," kata Nadya.
 
Nadya menjelaskan ada lima hal utama yang harus diajarkan pada anak menyoal interaksi dengan teman lawan jenis. Ini juga termasuk hubungan dengan saudara kandung yang berlawanan jenis.
 
1. Tetap prioritaskan bersama waktu pasangan
Jika anak sudah memiliki pasangan, hal yang harus didahulukan adalah pasangannya. Misalnya saja, ketika pasangan dan teman sama-sama meminta bantuan, maka harus dahulukan pasangan.
 
2. Terbuka dengan pasangan
Ini termasuk interaksi yang terjadi dengan teman lawan jenis, baik teman kantor maupun sahabat lama.

3. Batasi waktu interaksi
Jika memang harus berinteraksi dengan teman yang berlawanan jenis, entah itu secara grup atau individu, semua harus dibatasi. Ini dapat meminimalisir kesalahpahaman.
 
4. Hindari oversharing
Hindari terlalu banyak curhat dengan teman lawan jenis. Jangan sampai menceritakan segala sesuatu yang terkait dengan hubungan intim bersama pasangan secara detail.
 
5. Utamakan kenyamanan pasangan
Ketika pasangan menyatakan sudah tidak nyaman terhadap interaksi kita dengan lawan jenis, maka utamakan keinginan pasangan. Kita harus menjaga kenyamanan pasangan, bukan memberi dalih "nggak ada apa-apa kok" atau "hanya teman kok. Itu tidak boleh. Utamakan kenyamanan pasangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler