Dianggap Istimewakan Kasus Bullying Binus School Serpong, Ini Respons KPAI

KPAI meminta Kominfo untuk menghapus video bullying di Binus School Serpong.

Ronggo
Warung Ibu Gaul, lokasi perundungan anak Binus School Serpong, BSD, Tangerang, Banten.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra membantah pihaknya mengistimewakan penanganan kasus perundungan terhadap siswa yang terjadi di SMA di Serpong, Tangerang, Banten beberapa waktu lalu. Ia menyebut KPAI mengikuti amanat undang-undang ketika meminta video bullying itu di-take down.

"Aturan terkait anak korban, anak pelaku, dan anak saksi diatur dalam UU Perlindungan Anak dan Sistem Peradilan Pidana Anak berlaku di semua kasus-kasus anak, termasuk dalam isu kekerasan fisik, psikis, dan seksual," kata Jasra saat dihubungi di Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Baca Juga


Pernyataan itu disampaikan Jasra menanggapi polemik KPAI yang meminta Kemenkominfo menghapus video perundungan di Binus School Serpong. Jasra menjelaskan bahwa semua video yang mengandung kekerasan anak dan menyangkut identitas anak, baik anak sebagai korban, pelaku, dan saksi, tidak layak dipublikasikan secara luas.

"Semua video mengandung kekerasan tidak layak ditonton dan dipublikasikan secara luas. Apalagi dalam video tersebut menyangkut identitas anak. Sebab dalam UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak menyatakan kewajiban perlindungan bagi anak dan bahkan siapa saja yang mempublikasikan identitas anak bisa diancam dengan pidana," kata Jasra Putra.

Selain itu, Jasra mengatakan anak masih memiliki masa depan dan tumbuh kembangnya harus dipastikan berjalan secara maksimal. Sementara itu, negara bertanggung jawab sampai usia anak menjelang 18 tahun.

Menurut Jasra, segala upaya melindungi hak anak harus dilakukan, termasuk melindungi identitasnya. Terlebih, jejak digital tidak bisa dihapus dan akan berpotensi menimbulkan trauma berulang.

"Oleh sebab itu, kami minta Kominfo untuk menghapus video tersebut agar tidak tersebar luas di media sosial," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler