Ramadhan Sebentar Lagi, Diajak Bukber di Restoran Pro-Israel, Terima atau Tolak?

Muslim Indonesia mempunyai kebiasaan bukber dengan keluarga dan teman.

Dok Republika
Buka puasa Ramadhan. Ilustrasi
Rep: Rahmat Fajar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang dari dua pekan, umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan. Muslim Indonesia mempunyai kebiasaan mengundang rekan-rekan, keluarga atau tetangga untuk berbuka puasa bersama pada bulan Ramadhan.

Itu sebabnya restoran-restoran selalu ramai pengunjung jelang waktu berbuka puasa. Namun, apa sikap kita apabila diajak berbuka puasa di restoran yang jelas mendukung Israel? Sementara Israel hingga sekarang menyebabkan rakyat Palestina menderita yang karena serangan yang mereka lancarkan ke Gaza.

Pengasuh Pondok Pesantren Darus Sunnah Ciputat KH Zia UI Haramein mempersilakan Muslim memenuhi undangan buka bersama di restoran pro-Israel jika menolaknya akan mengganggu silaturahim dengan teman. Namun, kepergiannya tersebut harus diniatkan untuk menjaga silaturahim tetap baik dengan sesama teman.

"Bukan untuk masuk ke ranah pro atau mendukung kegiatan zionis," ujar Gus Zia kepada Republika.co.id, Kamis (29/2/2024).

Namun, Gus Zia menjelaskan dalam kasus ini ada beberapa hal yang perlu dipahami. Gus Zia meyakini hukumnya haram terhadap produk-produk Israel. Kemudian, ia juga mengharamkan produk yang mendukung kegiatan zionis.

Baca Juga


Adapun yang hukumnya boleh dikonsumsi...

Adapun yang hukumnya boleh dikonsumsi adalah produk yang mendukung Gaza dan kaum Muslim. Selain itu, produk-produk yang menolak Israel serta pendukungnya. Namun, ada pula produk yang hukumnya makruh.

"Yang tengah-tengah yaitu tidak tahu mengenai info produk apakah terafiliasi dengan Israel, yang  jelas dimakruhkan apabila produk Amerika misal tapi gak tahu pro-Israel apa tidak. Atau dikenal anti-Muslim, gak tahu itu pro-Israel bahkan bisa haram," katanya.

Kendati demikian, menurut Gus Zia, jika dalam kondisi darurat seperti tidak ada makanan lain yang harus dimakan atau restoran lain, maka setidaknya memakan yang makruh saja. Namun, jika memang bisa menolak undangan buka bersama di restoran yang pro-Israel dan tidak mengganggu silaturahim atau muamalah, lebih baik dilakukan.

Partisipasi Generasi Z pada boikot produk Israel mencapai 50 persen. - (Tim Infografis)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler