Baru Diresmikan Jokowi, Apa Itu Amonium Nitrat?
Amonium nitrat merupakan bahan baku utama produksi bahan peledak dan pupuk NPK.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Kaltim Amonium Nitrat (KAN) sebagai pabrik amonium nitrat BUMN pertama di Indonesia. Pabrik ini merupakan hasil kolaborasi dua BUMN yakni BUMN yang bergerak di bahan peledak, PT Dahana dan anak usaha PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kaltim.
"Amonium nitrat merupakan bahan baku utama produksi bahan peledak sehingga diperlukan jaminan suplai yang memadai untuk menjaga keberlangsungan operasional perusahaan," ujar Erick saat mendampingi Jokowi meresmikan pabrik amonium nitrat di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE) di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (29/2/2024).
Erick menjelaskan, amonium nitrat juga bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk NPK yang berbasis nitrat dan asam nitrat. Menurut Erick, kebutuhan Amonium Nitrat sebagai bahan baku peledak industri pertahanan sudah semakin tinggi.
Erick mengatakan amonium nitrat pun dapat dimanfaatkan sebagai produk pertambangan, dan konstruksi, serta bahan baku pupuk NPK. Selain itu, asam nitrat yang merupakan produk turunannya memiliki peran penting dalam pemurnian logam mineral di smelter.
"Tiap tahun permintaan akan komoditas ini semakin bertambah. Pada 2024, permintaan terhadap amonium nitrat diproyeksikan mencapai 580 ribu ton," ucap mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Erick berharap kehadiran pabrik berkapasitas 75 ribu MTPY ini dapat memenuhi sekitar 12 persen permintaan amonium nitrat dalam negeri. Bagi Erick, langkah strategis ini tidak hanya memberikan solusi terhadap meningkatnya permintaan.
"Hal ini juga menjadi strategi Kementerian BUMN dalam mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor sekaligus memperkuat industri petrokimia dan pertahanan nasional," lanjut Erick.
Erick menyampaikan pabrik ini siap memproduksi 75 ribu metrik ton amonium nitrat per tahun dan 60 ribu metrik ton asam nitrat per tahun saat beroperasi penuh. Pria kelahiran Jakarta itu berharap angka tersebut mampu menjadi substitusi impor dalam menjawab kebutuhan amonium nitrat dalam negeri.
"Kemandirian pemenuhan amonium nitrat dalam negeri dengan kepemilikan BUMN berdampak langsung pada peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada produk yang dihasilkan," kata Erick.