Benarkah Sholat Dhuha Khusus untuk Mendatangkan Rezeki?
Sholat Dhuha memiliki kedudukan yang mulia dalam Islam.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sholat Dhuha memiliki kedudukan yang mulia dalam Islam. Sholat Dhuha adalah salah satu sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu antara terbitnya matahari hingga sebelum waktu zuhur. Ini adalah ibadah tambahan yang dianjurkan dalam Islam, terutama di pagi hari.
Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan sholat Dhuha sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan kepada Allah SWT. Sholat Dhuha juga merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pahala yang besar serta mendapatkan rahmat dan berkah dari Allah SWT.
Namun, benarkah sholat Dhuha merupaka sholat khusus untuk mendatangkan rezeki?
Dalam majalah Suara Muhammadiyah 2014 dijelaskan, sholat secara etimologi berarti doa. Doa adalah keinginan yang ditujukan kepada Allah SWT. Sedangkan secara terminologi, sholat adalah ucapan dan perbuatan dalam bentuk tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Dalam pengertian terminologi ini, hakikat doa tidak terlepas dari sholat, karena dalam ucapan (bacaan) yang dibaca terdapat permohonan kepada Allah, sebagaimana tergambar dalam bacaan dan perbuatan shalat betapa pelakunya merendahkan diri di hadapan Allah seraya mengakui keagungannya.
Terlepas dari jenis sholat, baik itu shalat fardhu maupun sholat sunnah, pada hakikatnya sholat bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jika seorang hamba dekat dengan Allah, maka Allah akan mengabulkan doanya, sebagaimana firman Allah:
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Artinya: "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran". (QS Al-Baqarah [2]:186)
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dipahami bahwa tidak ada shalat yang khusus untuk meminta rezeki, termasuk sholat dhuha. Namun demikian, hal itu tidak mengurangi kedudukan sholat Dhuha sebagai suatu ibadah sunat yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Sholat Dhuha memang sangat dianjurkan sebagai ibadah sunnah yang dapat mendatangkan berbagai keberkahan, termasuk rezeki, dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sholat Dhuha tidak bisa dikatakan sebagai sholat khusus untuk mendatangkan rezeki.
Dari Nu’aim bin Hammar Al-Ghathafaniy, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
Artinya: “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat sholat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi, Ad Darimi)
Menurut para ulama, di dalam hadits tersebut tidak menunjukkan bahwa sholat Dhuha jadi pembuka pintu rezeki. Kendati demikian, setiap amalan shalih memang jadi pembuka pintu rezeki karena amalan shalih adalah bentuk takwa. Sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq: 2-3)
Namun, jika dimaksud dengan dilaksanakannya sholat Dhuha hanya semata-mata untuk menambah rezeki dunia, tanpa ingin pahala atau balasan di sisi Allah, maka akan terancam dengan ayat berikut,
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاٰخِرَةِ نَزِدْ لَهٗ فِيْ حَرْثِهٖۚ وَمَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَاۙ وَمَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ
Artinya: "Siapa yang menghendaki balasan di akhirat, akan Kami tambahkan balasan itu baginya. Siapa yang menghendaki balasan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian darinya (balasan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian sedikit pun di akhirat." (QS Asy-Syura [42]:20).