Benarkah Gerhana Bulan Timbulkan Bahaya Radiasi Cahaya Kosmik Bagi Manusia?

Sinar-sinar kosmik adalah salah satu jenis radiasi pengion.

Republika/Yogi Ardhi
Gerhana bulan (ilustrasi). Gerhana bulan dirumorkan menimbulkan radiasi sinar kosmik yang berbahaya bagi manusia.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muncul rumor gerhana bulan total akan menyebarkan radiasi cahaya kosmik yang berbahaya. Di pesan berantai WhatsApp, orang-orang diminta menjauh dari HP, laptop, dan lain-lain dari pukul 00.30 hingga 03.30 agar tidak terkena efek radiasi saat cahaya kosmik dari gerhana bulan total melintasi di dekat bumi. Benarkah demikian? Apa hubungan gerhana bulan dan sinar kosmik?

Baca Juga


Saat gerhana bulan, bumi berada di antara matahari dan bulan sehingga menghalangi sinar matahari yang jatuh ke bulan. Ada dua macam gerhana bulan yakni gerhana bulan total dan gerhana bulan sebagian. 

Dilansir laman NASA, Kamis (29/2/2024), gerhana bulan total terjadi ketika hanya sebagian bayangan bumi yang menutupi bulan. Pada beberapa tahap gerhana bulan, bulan bisa tampak kemerahan. Sebab, sisa sinar matahari yang mencapai bulan pada saat itu hanya berasal dari sekitar tepian bumi jika dilihat dari permukaan bulan. Dari sana, pengamat akan melihat seluruh matahari terbit dan terbenam di bumi sekaligus. 

Associate professor di Department of Physics and Wisconsin IceCube Particle Astrophysics Center di University of Wisconsin-Madison, Justin Vandenbroucke, mengatakan sinar-sinar kosmik adalah partikel subatom energik yang dihasilkan oleh akselerator-akselerator partikel alami di luar angkasa. Dilansir laman Space pada Kamis (29/2/2024), mereka mencakup sejumlah besar energi dan berbagai jenis partikel. Sebenarnya, mereka adalah partikel-partikel bermuatan (elektron, proton, dan inti atom), meskipun ada juga partikel-partikel netral kosmik (foton dan neutrino) yang berkerabat dekat. 

Sinar-sinar kosmik berenergi tertinggi memiliki energi kinetik yang sama besarnya dengan bola bisbol yang dilempar dengan cepat, semuanya dalam satu partikel subatom. Energi ini puluhan juta kali lebih banyak daripada energi yang dihasilkan oleh akselerator-akselerator partikel buatan manusia.

Kebanyakan sinar-sinar kosmik, terutama pada kisaran energi rendah, merupakan proton tunggal. Namun sebagian besarnya merupakan inti atom lengkap (kumpulan proton dan neutron) yang mencakup rentang tabel periodik yang luas. 

Ketika sebuah sinar-sinar kosmik energik menghantam bumi, sinar tersebut biasanya berinteraksi jauh di atmosfer bumi, mengalami reaksi fisika-fisika partikel dengan atom udara, sehingga menghancurkan atom-atom tambahan, dan seterusnya. Dengan cara ini, hujan partikel-partikel subatom yang energik berkembang. 

Sebagian kecil partikel-partikel dalam pancuran ini dapat mencapai permukaan tanah dan bertabrakan dengan atom di sana. Partikel-partikel subatom sekunder yang dihasilkan sebagai bagian dari pancuran di atmosfer bumi ini terkadang dikelompokkan bersama dengan partikel yang tiba di bumi langsung dari sumber-sumber astrofisika dan disebut sinar-sinar kosmik.

Apakah sinar-sinar kosmik berbahaya?

Sinar-sinar kosmik adalah salah satu jenis radiasi pengion. Artinya sinar tersebut cukup energik untuk menjatuhkan elektron-elektron dari atom-atom dan mengionisasinya.

Jika atom merupakan bagian dari peralatan elektronik atau komputasi, hal ini dapat mengubah kinerja alat-alat elektronik atau menyebabkan kesalahan satu kali pada komputer. Jika atom adalah bagian dari makhluk hidup, mungkin bagian dari molekul DNA, hal ini dapat merusak jaringan biologis, mungkin menyebabkan mutasi pada DNA. 

Oleh karena itu, sinar-sinar kosmik adalah bagian dari dosis radiasi alami yang diterima manusia sepanjang hidup mereka. Karena atmosfer bumi menyerap sebagian besar energi sinar-sinar kosmik, hanya sebagian kecil yang mencapai permukaan tanah. Medan magnet bumi juga membelokkan banyak sinar-sinar kosmik primer sebelum mencapai atmosfer sehingga memberikan perlindungan lebih lanjut. 

Karenanya, sinar-sinar kosmik menyumbang sebagian kecil dari total dosis radiasi yang diterima manusia, lebih kecil dibandingkan xenon yang dihasilkan secara alami dari isotop-isotop radioaktif di kerak bumi, misalnya. Selain itu, baik peralatan komputasi maupun jaringan biologis dapat mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan yang sering kali disebabkan oleh radiasi pengion. Dalam situasi di mana atmosfer maupun medan magnet bumi tidak dapat melindungi manusia dari sinar-sinar kosmik, seperti dalam penerbangan jarak jauh ke Mars, dosis radiasi dari sinar-sinar kosmik menjadi perhatian yang lebih besar. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler