Macam-macam Amalan untuk Memperluas Rezeki dan Terhindar dari Kemelaratan

Rezeki bukan semata-mata uang.

Republika
Berdoa (ilustrasi)
Rep: mgrol151 Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang shaleh yang menunjukkan bagaimana caranya dekat dengan Allah. Hal tersebut merupakan jalan dicintai Allah. Dengan meraih cinta-Nya, maka apa yang menjadi kebutuhan si hamba akan terpenuhi, termasuk dilapangkan rezekinya.

Baca Juga


Berikut ini adalah cara bagaimana dekat dengan Allah, sebagaimana diamalkan banyak orang saleh. 

Pertama, melaksanakan ibadah qiyamul lail

Ibadah ini hukumnya sunnah yang dianjurkan untuk umat Muslim. Allah berfirman dalam Surat adz-Dzariyat ayat 15-19, yang berbunyi:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (15) آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16) كَانُوا قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18) وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).

Jadi, dalam surat ini dijelaskan bahwa setiap umat-Nya yang mengerjakan sunnah di malam hari disebut sebagai orang yang bertaqwa dan bisa merasakan nikmatnya surga. Selain itu, amalan ini bisa melapangkan rezeki dalam semalam. 

Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash, Rasulullah bersabda: 

أَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللهِ صَلاَةُ دَاوُدَ، وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ: كاَنَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُوْمُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ، وَيَصُوْمُ يَوْمًاوَيُفْطِرُ يَوْمًا

Shalat yang paling dicintai Allah adalah solat Nabi Dawud Alaihissalam dan puasa yang paling dicintai Allah juga puasa Nabi Dawud Alaihissalam. Beliau tidur setengah malam, bangun sepertiga malam dan tidur lagi seperenam malam serta berpuasa sehari dan berbuka sehari.

Kedua, melaksanakan sholat sunnah Dhuha

Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghathafany, Rasulullah bersabda: 

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat solat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad, 5: 286; Abu Daud, no. 1289; At Tirmidzi, no. 475; Ad Darimi, no. 1451).

Maka, yang dimaksud dalam hadits tersebut ialah, Allah akan memberikan rezeki yang cukup di siang hari, jika ia melakukan ibadah sunnah solat Dhuha. Dalam arti, solat Dhuha ini memberikan kemudahan dan pertolongan kepada manusia dalam waktu yang singkat. 

Bahkan, Allah juga memberikan kemudahan di setiap urusan umatnya yang sedang dalam kesibukan atau ditimpa permasalahan yang cukup berat.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Ketiga, berusaha menjaga lisan, mempunyai sikap rendah hati (tawadhu), dan bekerja keras.

Semua itu mengindikasikan seseorang harus bermuamalah dengan baik terhadap makhluk.

Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah,” (HR Bukhari dan Muslim).

Dengan begitu, setiap umat Muslim perlu menjaga lisannya. Karena Allah akan memberikan pertolongan berupa rezeki kepada setiap orang yang berusaha menjaga lisannya dengan baik dan menjadikan orang tersebut sebagai orang yang beruntung. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Mu’minun ayat 1-3, yang berbunyi:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam solatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna." 

Selain itu, amalan yang bisa dikerjakan oleh umat Muslim untuk bisa dilapangkan rezekinya ialah dengan memiliki sikap tawadhu atau rendah diri. 

Tawadhu adalah sikap rendah hati, kesederhanaan, dan rendah hati dalam perilaku seseorang. Ini merupakan konsep penting dalam Islam yang menekankan pentingnya untuk tidak sombong atau merasa lebih baik dari orang lain.  

Sikap ini juga bisa mengajarkan untuk menghargai dan menghormati orang lain tanpa memandang status atau kedudukan sosial mereka. Bahkan, bisa menerima saran dan kritik dari seseorang yang menasehatinya. 

Ketika seseorang memiliki sikap tawadhu, maka ia mengakui kebesaran Allah SWT dan segala sesuatu yang ia miliki itu berasal dari pemilik-Nya. Sehingga Allah bisa dengan mudah memberikan rezeki kepada umat yang senantiasa merendah diri. 

Rasulullah bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌلِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ (رواه مسلم)

Tidak akan berkurang harta seseorang karena bersedekah, tidaklah Allah menambah terhadap seseorang yang mau memaafkan melainkan kemuliaan dan tidak ada seorangpun yang bersifat tawadhu (merendahkan diri) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR Muslim). 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

 

Selain menjaga lisan dan memiliki sikap tawadhu, amalan lainnya dengan bekerja keras. Mendapatkan rezeki adalah tujuan yang sangat penting dalam kehidupan setiap manusia. Tidak sedikit orang percaya bahwa bekerja keras adalah kunci untuk mendapatkan rezeki dengan mudah. 

Begitupun Allah SWT menyukai orang yang jika menginginkan sesuatu maka ia akan terus bekerja keras dengan tangannya sendiri. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda 

لأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا ، فَيُعْطِيَهُأَوْ يَمْنَعَهُ

Lebih baik seseorang bekerja dengan mengumpulkan seikat kayu bakar di punggungnya dibanding dengan seseorang yang meminta-minta (mengemis) lantas ada yang memberi atau enggan memberi sesuatu padanya.” (HR Bukhari no. 2074).

Bekerja keras dengan hasil keringat sendiri justru lebih merasakan kenikmatan rasa lelahnya. Karena, bekerja keras bisa menciptakan nilai baik yang tertanam pada dirinya. Ketika seseorang memberikan yang terbaik dalam setiap tugas dan tanggungjawab mereka, maka mereka akan membangun reputasi yang baik di mata orang lain.

Sehingga Allah SWT juga tidak akan ragu memberikan jalan yang mudah bagi setiap umatnya yang berusaha untuk bekerja keras.  

Keempat, dzikir setiap selesai sholat fardhu

Sesuai dengan Alquran Surat al-Jumuah ayat 10:

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِوَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًالَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.

Begitupun dengan Surat al-Ahzab ayat 41-42, berbunyi: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.

Dengan memperbanyak dzikir, maka seseorang akan senantiasa mengingat Allah SWT, dan membukakan keberkahan bagi hidupnya. Dzikir juga bisa dengan mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dan lain sebagainya. 

Kelima, membaca surat Al Waqiah

Rasulullah bersabda: Barangsiapa membaca surat Al Waqiah setiap malam, tidak akan ditimpa kemiskinan selamanya." (HR Al Hakim).  

Hal ini menunjukan bahwa membaca surat Al Waqiah dengan rutin akan menjadi melindungi seseorang ketika merasa kekurangan rezeki. Dengan begitu, Allah memberikan pahala kepada setiap orang yang mengamalkan amalan ini. Tidak hanya membaca saja, tapi juga menghafal, memahami maknanya, dan menjalankan perintah yang ada dalam surat itu juga menjadi ladang pahala. 

Tak hanya itu, surat ini juga bisa mencegah kemiskinan, dijauhkan dari kesusahan, dan mempermudah segala urusan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler