Furnitur Indonesia Makin Diminati di Luar Negeri

Industri furnitur berkontribusi terhadap PDB industri nonmigas sebesar 1,3 persen.

ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Pekerja menyelesaikan produksi furnitur di Rangkapan Jaya, Depok, Jawa Barat, Senin (26/9/2022). Kementerian Perindustrian bersama Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menargetkan ekspor funitur dan kerajinan mencapai 5 miliar dolar AS pada 2024.
Rep: II Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai masih memiliki peluang besar dalam mengembangkan industri furnitur. Itu karena didukung ketersediaan bahan baku dan keterampilan para pengrajinnya.

Melihat prospek tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) gencar mendorong pelaku industri furnitur di Tanah Air, termasuk skala Industri Kecil dan Menengah (IKM) agar rajin berinovasi. Dengan begitu, bisa berdaya saing di kancah global.

“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah memfasilitasi pelaku IKM furnitur berpatisipasi dalam pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) di Jiexpo Kemayoran yang berlangsung pada 29 Februari-3 Maret 2024,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam keterangan resmi, Ahad (3/3/2024).

Baca Juga


Pameran IFEX secara rutin diselenggarakan setiap tahun dan merupakan pameran furnitur terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Ia mengatakan, penyelenggaraan IFEX telah terbukti membawa efek positif terhadap industri furnitur Indonesia, sehingga dapat terus berkembang.

Reni mengemukakan, pada 2023, industri furnitur memberikan kontribusi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas sebesar 1,3 persen, dengan nilai kinerja ekspor mencapai 1,8 miliar dolar AS.

Sementara, berdasarkan data Expert Market Research, nilai pasar furnitur global pada 2023 tercatat sebesar 629 miliar dolar AS. Lalu pada 2024 diproyeksi tumbuh sebesar lima persen.

“Hal ini membuka peluang bagi industri furnitur Indonesia untuk melakukan penetrasi ke pasar global. Pasar furnitur juga didukung oleh semakin pulihnya bisnis pariwisata, serta kebutuhan pemukiman dan perkantoran,” tuturnya.

Sejak 2007, lanjut Reni, Kemenperin melalui Ditjen IKMA rutin memberikan pendampingan dan fasilitasi IKM furnitur untuk berpartisipasi dalam pameran IFEX. Pameran tersebut akan menjadi wadah bagi para pelaku industri kreatif khususnya industri furnitur dan kerajinan untuk menampilkan dan memasarkan berbagai produk terbaiknya.

“Kami turut memberikan apresiasi kepada HIMKI dan Dyandra Promosindo yang menginisiasi pameran IFEX 2024 yang menjadi media bagi pelaku usaha industri. Maka dapat memberikan manfaat bagi perkembangan industri furnitur nasional,” jelas dia.

Pada pameran IFEX 2024, kata dia, Kemenperin memberikan pendampingan berupa webinar dan site visit oleh coach dari CBI Belanda bersama Business Export Development Organization (BEDO) serta fasilitas lahan booth untuk 11 IKM binaan. Adapun 11 IKM yang dinyatakan lolos tahap kurasi dan berpartisipasi pada IFEX 2024, yaitu CV Reka Design, Golden Coconut, CV Fortune Enterprise, PT Ellebest Kreator Indonesia, PT Alfatih Jagoan Rotan, PT Karya Rotan Indonesia, Casaqeela Home Living, CV Hansa Furniture, CV Airlangga Utama Internasional, CV Simetris Asia Rotan, dan Nancy Living.

Dirjen IKMA menuturkan, guna penguasaan pasar serta menanggapi tren industri furnitur, perlu adanya penyusunan strategi yang berfokus pada fasilitasi ketersediaan bahan baku, SDM terampil, peningkatan pasar, peningkatan produktivitas, serta fasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi. “Pemerintah dalam hal ini Kemenperin terus berkomitmen untuk bersinergi dengan para stakeholders dalam menghadirkan ide, strategi dan kebijakan yang efektif guna berkembangnya industri furnitur nasional,” jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler