Kebocoran Rapat Perwira Militer Jerman Picu Beragam Kecaman
Jangkauan Taurus dua kali dari rudal Storm Shadow dan Scalp.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pekan lalu media Rusia merilis audio berdurasi 38 menit yang berisi percakapan sambungan telepon daring perwira tinggi militer Jerman mengenai bagaimana mendukung Ukraina menghadapi invasi Rusia. Pemerintah Jerman pun kemudian mengonfirmasi kebenaran percakapan tersebut.
Dalam percakapan itu Komandan Angkatan Udara Jerman Ingo Gehartz berdiskusi dengan tiga perwira tinggi angkatan udara (Luftwaffe) mengenai kemungkinan pengiriman rudal jelajah Taurus Kiev. Langkah yang ditolak Kanselir Olaf Scholz di hadapan publik.
Mereka juga berbicara mengenai pelatihan tentara Ukraina dan target militer potensial rudal. Termasuk jembatan yang menghubungkan Crimea dengan Rusia dan gudang-gudang amunisi Rusia. Mereka juga membahas detail operasi sekutu seperti pengerahan personel Inggris di Ukraina dan bagaimana rudal Storm Shadow Inggris dan Scalp Prancis digunakan di negara itu.
Salah satu perwira membahas fakta Inggris sudah menangani data satelit Prancis yang dibutuhkan untuk program rudal Ukraina. Ia menyarankan Jerman mengambil langkah serupa. Sehingga mencegah Berlin terlibat dalam pengerahan pasukan yang menjadi batas politik bagi Berlin.
Kritikus mengecam para perwira tinggi membahas rahasia militer melalui platform standar seperti WebEx. Menurut mereka hal ini menunjukkan pengabaian pada ancaman keamanan Jerman. Pemerintah mengkonfirmasi salah satu peserta sambungan telepon daring itu bergabung dari kamar hotelnya di Singapura.
Sekutu-sekutu Jerman tidak mengkriktik kebocoran percakapan tersebut di publik. Juru bicara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan itu masalah bagi Jerman untuk menyelidikinya dan Inggris akan melanjutkan kerja sama dengan Jerman untuk mendukung Ukraina.
Namun surat kabar Inggris, The Times mengutip mantan menteri pertahanan Inggris Ben Wallace yang mengatakan insiden tersebut menunjukkan Jerman "entah tidak aman atau tidak bisa diandalkan."
Rekaman audio itu juga menunjukkan berapa banyak pembahasan mengenai pengiriman rudal Taurus yang bersifat politis. Sementara Scholz enggan membawa Jerman terlibat langsung dalam perang di Ukraina atau memicu peningkatan ketegangan.
Jangkauan Taurus dua kali dari rudal Storm Shadow dan Scalp. Rudal itu memberi Ukraina untuk dapat menjangkau Moskow. Jerman mengatakan kebocoran tersebut merupakan "serangan disinformasi hybrid" Rusia yang bertujuan memecah belah Jerman dan sekutu-sekutunya. Berlin juga mengatakan tuduhan persiapan perang sebagai propaganda "absurd."
Pihak berwenang Jerman mengatakan mereka menyelidiki insiden itu tapi masih belum diketahui apakah ada protokol keamanan yang dilanggar dan belum ada yang dipecat. Kremlin mengatakan rekaman audio itu menunjukkan Angkatan Bersenjata Jerman membahas rencana untuk melancarkan serangan ke wilayah Rusia.
Moskow juga mempertanyakan kebijakan pemerintah atau apakah Kanselir Scholz sudah kehilangan kendali. Dalam pernyataannya Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan mereka meminta penjelasan dari Kedutaan Besar Jerman untuk Rusia Alexander Graf Lambsdorff mengenai diskusi yang "jelas menunjukkan keterlibatan 'kolektif Barat', termasuk Berlin dalam konflik di sekitar Ukraina."
Pihak berwenang mengatakan Jerman, salah satu penyedia perangkat keras militer terbesar untuk Ukraina, merupakan target utama operasi mata-mata Rusia, yang meningkat skalanya sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Pada akhir 2022 lalu pihak berwenang menangkap seorang karyawan Badan Intelijen Luar Negeri Jerman (BND) yang mereka curigai menjadi mata-mata untuk Rusia. Tahun lalu, pihak berwenang menangkap seorang petugas badan pengadaan militer karena dicurigai memberikan informasi rahasia kepada intelijen Rusia.