Penjual Takjil di Manado Diminta tak Campur Makanan dengan Zat Kimia Berbahaya

Penggunaan bahan kimia berbahaya dicampur makanan berpotensi terjadi saat Ramadhan.

Republika/Wihdan Hidayat
Takjil Ramadhan (ilustrasi). Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado, Sulawesi Utara, meminta pelaku usaha setempat tidak mencampur takjil dengan zat kimia berbahaya.
Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado, Sulawesi Utara, meminta pelaku usaha setempat tidak mencampur takjil (makanan berbuka puasa) ataupun makanan lainnya dengan zat kimia berbahaya. Penggunaan bahan kimia berbahaya yang dicampur dengan makanan berpotensi terjadi pada bulan puasa.

Baca Juga


"Semisal boraks, formalin ataupun pewarna rodamin, nah itu jangan digunakan pada makanan," kata Kepala BBPOM Manado, Agus Yudi Prayudana di Manado, Selasa (5/3/2024).

Pihaknya akan melakukan intensifikasi pengawasan terutama bahan makanan berbuka puasa atau takjil yang dijual di masyarakat. Agus mengatakan, penggunaan bahan kimia berbahaya yang dicampur dengan makanan masih ditemukan BBPOM Manado.

BBPOM Manado terus melakukan sosialisasi, komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat maupun pedagang agar tidak menggunakan bahan kimia berbahaya pada makanan. "Itu langkah pencegahan yang bisa kami lakukan agar masyarakat dan pelaku usaha tidak menggunakan bahan kimia berbahaya. Mereka mungkin menggunakan bahan kimia berbahaya karena mereka tidak tahu," ujarnya.

BBPOM juga dalam melakukan pengawasan akan mengikutsertakan dinas perdagangan ataupun dinas kesehatan dan pihak-pihak terkait lainnya. "Ketika kami melakukan pengawasan bersama dengan pihak terkait akan diuji apakah produk makanan ada kandungan bahan berbahaya, ada pengawetnya maupun pewarnanya," kata Agus menambahkan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler