Pemkab Kediri Fasilitasi Siswa Sekolah Gratis di SMA Boarding School
Sosialisasi PPDB SMA boarding school itu dilakukan 4-9 Maret 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Jawa Timur, memfasilitasi siswa untuk sekolah gratis di SMA boarding school milik pemerintah daerah. Pada tahun ajaran 2024/2025, sekolah dengan asrama itu akan menampung 130 peserta didik baru.
“Sekolah ini bagi warga yang kurang mampu, yang tercantum dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) dan yang paling penting memiliki motivasi belajar yang tinggi,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri M Muhsin, Selasa (5/3/2024).
SMA boarding school itu didirikan Pemkab Kediri pada 2023. Peserta didiknya tinggal di asrama selama tiga tahun bersekolah. Muhsin mengatakan, sistem pendidikan di asrama itu ditujukan untuk mengoptimalkan pembelajaran, yang diseimbangkan dengan pembangunan kemandirian peserta didik.
Menurut Muhsin, pemkab menyiapkan paket beasiswa bagi peserta didik yang diterima di SMA tersebut untuk masa studi selama tiga tahun. Mencakup biaya pendidikan, uang saku bulanan, biaya tinggal dan makan di asrama, biaya buku pelajaran, asuransi kesehatan, serta seragam.
Muhsin menjelaskan, SMA tersebut dibuka untuk siswa warga Kabupaten Kediri, yang berdomisili di Kediri, dari kalangan keluarga ekonomi kurang mampu. Calon peserta didik berusia masih berusia 14 tahun-16 tahun pada 8 Juli 2024, serta memiliki kemampuan akademik dan nonakademik.
Saat ini, Muhsin mengatakan, tengah dilakukan tahapan sosialisasi penerimaan peserta didik baru (PPDB), yang dimulai sejak 4 Maret lalu hingga 9 Maret mendatang. Setelah itu, dilanjutkan proses seleksi.
Tahapan seleksi meliputi seleksi dokumen pada 9-31 Maret 2024, kunjungan ke rumah calon peserta didik untuk validasi pada 22 April-3 Mei 2024, dan bootcamp pada 20-22 Mei 2024.
Tahapan bootcamp ditujukan untuk mengetahui ketahanan calon peserta didik tinggal di asrama. “Selama bootcamp ini juga diadakan serangkaian tes, antara lain tes kesehatan, tes potensi akademik, psikotes, dan tes FGD (focus group discussion),” kata Muhsin.