BYD Pastikan Harga EV di Indonesia akan Turun
Seiring meningkatnya penetrasi EV, harga akan semakin turun.
Laporan langsung jurnalis Republika, Mansyur Faqih, dari Shenzen, China
REPUBLIKA.CO.ID, SHENZHEN -- Salah satu kendala dari masih rendahnya penetrasi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia adalah terkait dengan harga. Umumnya, banderol yang dipasang oleh pabrikan masih dianggap terlalu mahal untuk sebagian besar masyarakat.
Terkait harga, Managing Director PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, yakin kalau ke depannya EV akan semakin terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Hal ini pun sesuai dengan pengalaman yang telah terjadi di negeri asal BYD, yaitu China.
"Harga EV di China telah mengalami penurunan yang signifikan. Kini, harga EV itu lebih rendah 40 persen jika dibandingkan 14 tahun lalu saat awal China memulai EV," kata dia di kantor pusat BYD di Shenzhen, China, Rabu (6/3/2024).
Hal ini pun sejalan dengan rasio penetrasi EV di industri otomotif. Di China, rasio penetrasi mobil listrik di China saat ini telah mencapai 35,7 persen. Artinya, setiap 100 mobil baru yang dijual di China saat ini, sekitar 35 di antaranya merupakan mobil listrik.
Saat ini, kata dia, semakin banyak warga China yang menjadikan EV sebagai pilihan kendaraan utama. Tidak seperti beberapa tahun lalu, yaitu ketika masih banyak orang China yang khawatir untuk menggunakan mobil listrik.
Eagle pun yakin bahwa tren elektrifikasi ini tidak hanya terjadi di China, tetapi akan menjadi tren global. Karenanya, dia yakin bahwa penerapan EV secara global hanya masalah waktu. "Karenanya, kompetitor yang terbesar di seluruh dunia adalah diri kami sendiri, yaitu untuk membuktikan bahwa tren ini adalah benar. Kami ingin menciptakan performa terbaik setiap hari. Kami yakin akan dapat menjadi nomor satu di tiap negara," kata dia.
Saat ini, kata Eagle, BYD hadir di dunia otomotif dengan lebih dari 30 model mobil yang berbeda. Rentang harganya pun sangat beragam, mulai dari Rp 150 juta hingga yang paling tinggi Rp 3,5 miliar.
"Kami punya semua line up model, dari model LCGC hingga sport car. Karena itu, kami punya kepercayaan diri yang tinggi untuk memperkenalkan model-model tersebut. Dengan tiga model yang telah diluncurkan, kami yakin masyarakat Indonesia sudah punya alternatif pilihan untuk EV," kata Eagle.
Apalagi, BYD dikatakan serius untuk menggarap pasar otomotif Indonesia. Ini terlihat dari riset pasar di Indonesia yang telah dijalankan hingga tiga tahun. Perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu pun menyatakan akan membangun pabrik di Indonesia untuk meningkatkan komponen lokal produk dan pada akhirnya akan menurunkan harga jual mobil.
"Dengan penetrasi BYD secara global, kami juga sangat serius untuk menggarap pasar Indonesia. Kami percaya bahwa percepatan elektrifikasi kendaraan di Indonesia akan dimulai pada tahun ini," ujar dia.