Pabrik BYD di Indonesia Juga untuk Riset dan Pengembangan EV?
BYD ungkap tidak menutup kemungkinan pabrik di Indonesia juga untuk riset.
Laporan langsung jurnalis Republika, Mansyur Faqih, dari Shenzen, China
REPUBLIKA.CO.ID, SHENZHEN, CINA -- Build Your Dreams (BYD) telah mengumumkan akan membangun pabrik di Indonesia. Hanya saja, memang kepastian menenai kapan pabrik ini dibangun dan di mana lokasinya masih belum dipaparkan secara lebih detail.
Sebelumnya, pada saat peluncuran BYD di Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto menyatakan bahwa BYD akan menanam investasi sebesar 1,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 20 triliunan. Investasi itu antara lain digunakan untuk membangun pabrik dengan kapasitas produksi 150 ribu unit.
"Untuk pabrik, kami pastikan bahwa semuanya masih sesuai dengan rencana. Kami akan melakukan pengumuman terkait pabrik pada tahun ini," kata Managing Director PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao di markas besar BYD di Shenzhen, Cina pada Rabu (6/3/2024).
Eagle memastikan bahwa pabrik itu akan dibangun di Pulau Jawa. Dia juga tidak menutup kemungkinan kalau pabrik tersebut nantinya tidak hanya akan melakukan perakitan saja. Akan tetapi, juga memiliki fasilitas lain seperti yang dimiliki BYD di China, misalnya saja riset dan pengembangan (RnD).
Sebagai gambaran, kata dia, salah satu bisnis pendukung BYD, yaitu Findreams Battery juga awalnya merupakan hanya unit yang ada di BYD.
Akan tetapi, karena terus memberikan kontribusi untuk perusahaan, unit ini kemudian diperbesar menjadi bisnis tersendiri. Kini, Findreams telah menjadi penyedia baterai untuk BYD dan merek otomotif lain. Bahkan juga menjadi penyedia baterai untuk alat elektronik lainnya.
"Kalau kita lihat pabrik BYD di Thailand, itu juga ada beberapa komponen Findreams juga didirikan di sana. tidak hanya perakitan saja. Untuk pabrik di Indonesia pun kami selalu mempertimbangkan untuk membawa fasilitas lain yang BYD miliki," kata Eagle.
Eagle menjelaskan, untuk membangun suatu ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang baik, tidak cukup jika hanya mengandalkan satu pihak saja. Akan tetapi, membutuhkan rantai pasokan (supply chains) yang lengkap. Mulai dari produk, perencanaan, pembiayaan, infrastruktur, dan sebagainya.
"Setiap membangun pabrik lokal di suatu negara, kami memeprtimbangkan untuk membawa rantai pasokan lain di negara tersebut. Makanya, jika pemahaman mengenai EV di suatu negara sudah baik, maka rantai pasokan akan menjadi pihak yang paling pertama merasakan keuntungan," kata Eagle.
Dia menegaskan bahwa EV merupakan murni industri bagi BYD. Karenanya, tidak sekadar menjadi memberikan pelatihan kepada masyarakat. Semakin banyak partner lokal yang digandeng, maka ekosistem EV di Indonesia juga akan semakin membaik.
"Seperti lembaga pembiayaan lokal, kami kerja sama dengan Mandiri dan infrastruktur dengan PLN. Dengan adanya pabrik lokal di Indonesia kami akan semakin banyak mengandeng rantai pasokan lokal baru. Seluruhnya akan kami lakukan selangkah demi selangkah dan satu demi satu," papar Eagle.