Mengapa Golkar Bisa Unggul di Jabar pada Pemilu 2024?

Pada Pemilu 2019, Golkar hanya berada di peringkat ketiga di Jabar, kini teratas.

Republika/Thoudy Badai
Ridwan Kamil menunjukan kartu tanda anggota (KTA) Partai Golkar. Ridwan Kamil dinilai sebagai salah satu faktor raihan suara Golkar meningkat pada Pemilu 2024.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrian Fachri, M Fauzi Ridwan 

Baca Juga


Partai Golkar mengalami lonjakan raihan suara pada Pemilu 2024. Jika merujuk pada real count hasil penghitungan suara di Sirekap, Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjadi lumbung suara partai berlambang pohon beringin itu sehingga kini menjadi parpol kedua terbesar secara nasional di bawah PDIP.

Di Jabar, Golkar memimpin perolehan suara untuk Pemilu Legislatif tingkat DPR RI. Golkar saat ini memperoleh 1.913.834 suara atau 16,58 persen di Pileg DPR RI Jabar. Sehingga ada potensi partai berlambang pohon beringin itu akan mendapatkan kursi DPR RI terbanyak dari Jabar. 

Pantauan Republika di laman resmi KPU, Selasa (5/3/2024), rekapitulasi suara d Jabar untuk Pileg DPR RI baru 61 persen. Untuk urutan kedua di bawah Golkar adalah Partai Gerindra. Partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu sementara mendapatkan 1.793.038 suara atau 15,53 persen. 

Lalu di urutan ketiga adalah PKS yang mendaparkan 1.383.034 suara atay 11,98 persen. Urutan empat ada PKB yang mendapatkan 1.348.282 suara atau 11,68 persen. Di urutan ke lima adalah PDIP yang mendapatkan 1.273.522 suara atau 11,03 persen. Angka ini merupakan penurunan drastis bagi PDIP di Jabar. Di mana pada Pileh DPR RI Jabar 2019 lalu, PDIP mendaparkan 14 persen lebih suara.

Di bawah PDIP adalah Partai Amanat Nasional (PAN) yang sementara mendapatkan 827.797 suara  atau 7,17 persebdi Pileg Jabar. Lalu setelahnya ada Partai Demokrat yang mendapatkan 749.172 suara atau 6,49 persen. Partai Nasdem mendapatkan 733.622 suara atau 6,35 persen. PPP mendapatkan 594.830 suara atau 5,15 persen.

Secara umum Partai Golkar cukup perkasa karena mengalami kenaikan suara di Jabar. Pada Pileg 2019 lalu, Golkar hanya berada di peringkat tiga yang hanya meraih 13,63 persen. Sementara Partai Gerindra juga sama dengan PDIP mengalami penurunan. Pada Pileg 2019 lalu Gerindra berada di peringkat satu di Jabar dengan perolehan 17,6 persen.

Putusan MK Ubah Parliamentary Threshold 4 Persen - (Infografis Republika)

Jika untuk tingkat Pileg DPR RI Partai Golkar menjadi parpol dengan raihan suara terbanyak di Jabar, untuk Pileg DPRD Provinsi Jabar, Partai Gerindra untuk sementara masih memimpin perolehan suara.

Pantauan Republika pada Rabu (6/3/2024), progres rekapitulasi suara di laman resmi KPU untuk Pileg DPRD Provinsi Jabar sudah 58,56 persen. Partai Gerindra sementara di posisi teratas dengan perolehan 1.557.469 suara atau 16,67 persen.

Di urutan dua adalah Partai Golkar yang sementara mengantongi 1.388.121 suara atau 14.97 persen. Di posisi tiga adalah PKS yang sementara mendapatkan 1.202.942 suara atau 12,87 suara. Berikutnya adalah PKB yang mendapatkan 1.151.747 suara atau 12,32 persen. Kemudian PDIP mendapatkan 1.067.703 suara atau 11,42 persen. 

Di peringkat enam bertengger Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendapatkan 604.344 suara atau 6,47 suara. Setelah itu Partai Demokrat yang mendapatkan 609.318 suara atau 6,52 persen. Partai Nasdem menghuni peringkat delapan dengan raihan 590.241 suara atau 6,32 persen. Di urutan sembilan ada PPP yang mendapatkan 488.703 suara atau 5,23 persen. 

Untuk posisi pertama tidak ada perbedaan dengan hasil Pileg DPRD Provinsi Jabar 2019 lalu. Di mana suara terbanyak kala itu juga didaparkan Partai Gerindra. Hanya saja di 2019, Gerindra mampu memenangkan 17,6 persen suara, sekarang hanya 16,67 persen suara.

Raihan suara Partai Golkar pada Pemilu 2024 justru meningkat. Golkar pada 2019 lalu mendapatkan 12,38 persen suara Pileg DPRD Jabar. Sekarang naik menjadi 14.97 persen suara.

PKS juga mengalami penurunan raihan suara. Pada 2019 lalu PKS mendapatkan 14,76 persen. Sekarang menjadi 12,87 persen suara saja. Begitu juga dengan PDIP. 2019 lalu PDIP mendapatkan 14,79 persen siara di DPRD Jabar. Sekarang turun menjadi 11,42 persen.  

Periode 2019-2024, DPRD Jabar ada 120 kursi. Partai Gerindra memiliki 25 kursi, PKS 21 kursi, PDIP 20 kursi, Golkar 16 kursi, PKB 12 kursi, Demokrat 11 kursi, PAN tujuh kursi, Nasdem empat kursi, PPP tiga kursi dan Perindo satu kursi.



DPD Partai Golkar Jabar mengeklaim meraih 18 kursi untuk jenjang DPR RI serta 20 kursi untuk DPRD Provinsi Jabar di Pileg 2024. Raihan kursi di DPRD Kabupaten dan Kota di Jawa Barat pun mengalami kenaikan signifikan mencapai 211 kursi.

Ketua DPD Partai Golkar Jabar Ace Hasan Sadzily mengatakan, telah melakukan rapat dengan seluruh ketua DPD di 27 kabupaten kota se-Jawa Barat. Mereka melaporkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di tingkat kabupaten kota dan mayoritas sudah selesai.

"Walau ada beberapa kabupaten kota masih berlangsung rekapitulasi suara, dari laporan yang diterima para pengurus DPD kabupaten kota. Alhamdulillah partai Golkar Provinsi Jabar menjadi juara dalam pemilu 2024," ucap dia didampingi Ketua DPD kabupaten kota se Jawa Barat dan Sekretaris MQ Iswara di Kantor Golkar Jabar Jalan Maskumambang, Rabu (6/4/2024).

Ade menuturkan, raihan kursi DPR RI tahun 2024 mencapai 18 kursi mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2019 yang hanya 14 kursi. Sedangkan raihan kursi untuk DPRD Provinsi Jabar tahun 2024 menjadi 20 naik dibandingkan tahun 2019 hanya 16 kursi.

"DPR RI kita mengalami kenaikan dari 14 menjadi 18 kursi. Untuk DPRD Provinsi Jabar alhamdulillah mengalami kenaikan laporan sementara dari 16 kursi hari ini partai Golkar mengalami kenaikan empat kursi posisi partai Golkar hari ini tahun 2024 menjadi 20 kursi," kata dia.

Sedangkan tingkat kabupaten kota, Ace mengatakan raihan kursi mengalami kenaikan signifikan di 16 kabupaten kota di Jawa Barat. Kenaikan kursi beragam mulai dari 100 persen, 80 persen, 50 persen hingga 40 persen.

"Prinsipnya ada tiga kabupaten kota sudah dikuasai Golkar yaitu Garut, Kota Banjar dan Indramayu. Dengan melihat laporan dari kabupaten kota dan kami menyampaikan data di tahun 2019 partai Golkar DPRD kabupaten kota 194 mengalami kenaikan menjadi 211 kursi," kata dia.

Ace mengungkapkan, kemenangan Partai Golkar merupakan kemenangan kader dan hasil kerja keras partai dan pengurus di tingkat kabupaten kota serta provinsi. Ia juga menyinggung kerja keras para caleg.

"Tentu ini berkat komando dari ketua umum partai golkar Airlangga Hartarto memberikan khusus kepada Provinsi Jabar yang dalam tiga bulan terakhir sangat intensif melakukan kunjungan di Jawa Barat ini memberikan energi positif bagi kemenangan Golkar di Jabar," ungkap dia.

Elektabilitas Parpol Berdasarkan Survei Desember 2023 - (infografis Republika)

Ketua DPP Partai Golkar Meutya Hafid sebelumnya, meyakini ada empat faktor yang mempengaruhi tingginya perolehan suara sementara Golkar di beberapa daerah termasuk Jawa Barat. Empat faktor itu, menurut Meutya, saling terkait dan tidak dapat dilihat secara terpisah.

"Ada empat faktor, yang pertama tentu dari pimpinan, ketua umum, kemudian dari kader-kader yang militan, identifikasi keberlanjutan Pak Jokowi yang merupakan hasil kerja-kerja Partai Golkar yang kemudian juga tentu pemilihan capres-cawapres yang tepat, yaitu Pak Prabowo dan Mas Gibran. Kaki merasa kemarin mendapat electoral effect Pak Prabowo dan Mas Gibran,” kata Meutya.

Dia kembali menegaskan komitmen terhadap keberlanjutan juga menjadi poin penting yang mendorong perolehan suara Golkar. "Pesan clear (jelas) bahwa Golkar akan mendorong keberlanjutan. Itu saya rasa menjadi faktor yang menentukan suara Golkar bisa naik," kata dia.

Faktor RK

Jawa Barat diketahui adalah provinsi dengan jumlah suara terbanyak di Indonesia untuk Pemilu 2024 dengan total pemilih mencapai 35.714.901 orang. Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi di Jakarta, belum lama ini menilai, ada kontribusi Ridwan Kamil, yang merupakan eks Gubernur Jawa Barat, ikut mendongkrak suara Golkar terutama jika dibandingkan dengan perolehan suara partai itu pada Pemilu 2019.

"Jawa Barat itu Golkar menang karena memang Ridwan Kamil sudah menjadi fungsionaris (Partai Golkar), dan ada istrinya juga nyaleg (mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI). Jadi, basis pemilih Ridwan Kamil (RK) yang mengatrol suara Golkar," tutur Arya.

Arya menilai, meskipun Ridwan Kamil tidak maju mencalonkan diri di pemilihan anggota DPR RI pada Pemilu 2024, dia punya rekam jejak sebagai Gubernur Jawa Barat dan Wali Kota Bandung. RK, menurut Arya, juga salah satu sosok yang populer sehingga keberadaan Ridwan Kamil diyakini ikut berkontribusi meningkatkan perolehan suara Golkar di Jawa Barat.

"Golkar juga partai dengan infrastruktur yang sudah cukup mapan di berbagai daerah, termasuk di Jawa Barat. Dedi Mulyadi pergi, RK masuk. Itu juga bisa berkontribusi. Jadi, ada infrastruktur partai yang cukup kuat di daerah," ucap dia.

Infografis Isyarat Perjalanan Ridwan Kamil Bergabung Golkar - (Republika.co.id)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler