Wapres: Siklus Panen Bisa Stabilkan Harga Beras di Pasaran
Wapres Ma'ruf Amin sebut siklus panen bisa menstabilkan harga beras di pasaran.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan siklus panen di sejumlah daerah penghasil beras di Indonesia memberi harapan untuk menstabilkan harga di pasaran yang saat ini fluktuatif.
"Kita harapkan bahwa sekarang sudah mulai ada panen di beberapa daerah. Kita harapkan tidak lama lagi harga beras akan stabil lagi," kata Ma'ruf dalam konferensi pers setelah menghadiri peresmian Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas 2024 di Tangerang, Banten, Kamis (7/3/2024).
Ia mengatakan fluktuasi harga beras di pasar domestik saat ini dipengaruhi oleh persediaan komoditas yang terbatas karena belum memasuki siklus panen.
"Soal beras saya kira saat itu memang masih sulit, ya, karena memang belum panen," katanya.
Oleh karena itu, pasokan beras yang cukup di pasaran diharapkan dapat memicu stabilitas harga di kisaran normal bagi kebutuhan masyarakat.
Kenaikan harga beras yang terjadi sejak empat bulan terakhir di sejumlah daerah sempat menyentuh harga Rp 14 ribu per kilogram untuk beras medium dan Rp 18.000 per kilogram untuk beras premium. Beras dari Bulog dijual Rp 51.000 per kemasan 5 kilogram atau setara dengan Rp 10.200 per kilogram.
Sejumlah daerah penghasil beras yang saat ini mulai memasuki masa panen padi, di antaranya Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dengan rata-rata produksi di kisaran tujuh ton per hektare.
Pemprov Jawa Barat memastikan stok beras akan mencukupi untuk kebutuhan selama Ramadhan dan Idul Fitri, yakni mencapai 107,4 ribu ton beras, dan rencananya ada tujuh kapal berisi 44.450 ton yang akan masuk ke Jabar pada Maret ini.
Selain itu, sejumlah lahan pertanian di Provinsi Kalimantan Timur juga mulai memasuki masa panen pada bulan ini.