Tank Israel Tembakkan Senapan Mesin ke Wartawan

Hukum humaniter internasional melarang serangan ke wartawan.

ANTARA FOTO/Arnas Padda
Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Koalisi Jurnalis Sulsel membawa poster saat melakukan aksi solidaritas untuk jurnalis di Gaza di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (27/11/2023). Dalam aksinya mereka mengecam serangan pasukan Israel di Jalur Gaza, Palestina yang menewaskan warga sipil dan para jurnalis yang bertugas serta mendesak Mahkamah Kejahatan Internasional atau International Crime Crount (ICC) untuk mengusut dugaan kejahatan perang di wilayah itu.
Rep: Lintar Satria Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Laporan mengenai pembunuhan jurnalis yang dilakukan pasukan Israel bulan Oktober lalu mengungkapkan selain menembakkan dua peluru tank ke kelompok yang sudah mengidentifikasi diri mereka sebagai jurnalis. Terdapat "kemungkinan"  awak tank Israel  itu juga menembakan senapan mesin ke arah tujuh wartawan selama satu menit 45 detik.  

Baca Juga


Laporan Organisasi Penelitian Ilmu Terapan (TNO) yang berbasis di Belanda menemukan tank yang berada di wilayah Israel menembakkan dua peluru 120 mm ke arah para wartawan yang berada di wilayah Lebanon. Peluru pertama menewaskan jurnalis visual kantor berita Reuters, Issam Abdallah dan melukai fotografer Agence France-Presse (AFP), Christina Assi.

Reuters menggunakan jasa TNO untuk menganalisa bukti-bukti serangan 13 Oktober itu. Dalam investigasinya bulan Desember lalu Reuters memasukkan temuan awal TNO yang menemukan tank Israel melepas tembakan ke arah para wartawan.

Dalam laporan akhirnya, Kamis (7/3/2024) TNO mengungkapkan suara yang terekam kamera jaringan media Aljazirah di lokasi kejadian menunjukkan para wartawan ditembaki senapan mesin Browning kaliber 0.50 dari atas tank Merkava, Israel. “Skenario yang mungkin terjadi adalah tank Merkava, setelah menembakkan dua peluru, juga menggunakan senapan mesinnya ke lokasi para jurnalis,” kata laporan TNO.

“Hal terakhir ini tidak dapat disimpulkan dengan pasti karena arah dan jarak pasti tembakan (senapan mesin) tidak dapat ditentukan,” tambah lembaga tersebut. Kantor berita Reuters juga tidak dapat menentukan dengan independen apakah awak tank Israel tahu yang mereka tembaki adalah jurnalis atau apakah mereka juga menembaki para wartawan dengan senapan mesin.

Bila memang benar belum diketahui alasannya. Dua wartawan Reuters dan seorang jurnalis AFP yang selamat tidak ingin tembakan senapan mesin. Semuanya mengatakan saat itu mereka sangat terguncang.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya sedang berupaya menjawab pertanyaan Reuters tentang insiden tersebut. Saat menanggapi laporan TNO bulan Desember lalu IDF juga membantah menyerang jurnalis.

"Kami tidak mengincar jurnalis," kata IDF. Satu hari setelah Reuters mempublikasikan investigasi mengenai peristiwa tersebut. IDF mengatakan lokasi itu merupakan zona pertempuran aktif.

Hukum humaniter internasional melarang serangan ke wartawan karena media mendapatkan perlindungan penuh yang diberikan pada warga sipil dan tidak dianggap sebagai target militer. "Kami mengutuk sekeras-kerasnya, serangan ke kelompok jurnalis yang mengidentifikasi diri mereka dengan jelas, bekerja di tempat terbuka. Serangan itu membunuh rekan kami Issam Abdallah dan melukai beberapa orang lainnya. Kami mengulang kembali seruan pada Israel untuk menjelaskan bagaimana ini bisa terjadi dan meminta pertanggung jawaban mereka," kata pemimpin redaksi Reuters, Alessandra Galloni.

Direktur Berita Global AFP Phil Chetwynd, mengulangi seruannya militer Israel menggelar penyelidikan yang menyeluruh dan transparan. "Jika laporan tentang tembakan senapan mesin yang berkelanjutan dikonfirmasi, ini akan menambah bobot pada teori ini adalah serangan yang ditargetkan dan disengaja," katanya.

Manajer komunikasi internasional Aljazirah Ihtisham Hibatullah, mendesak Israel untuk mengungkapkan hasil investigasinya. "Insiden ini sangat mengindikasikan adanya penargetan yang disengaja, seperti yang telah dikonfirmasi penyelidikan, termasuk oleh TNO," katanya.

Menteri Informasi Lebanon belum menanggapi permintaan untuk memberikan komentar. Fotografer Thaier Al-Sudani dan juru kamera Maher Nazeh Reuters, serta dua jurnalis Aljazirah dan satu lagi dari AFP juga terluka dalam serangan itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler