Ini yang Dikhawatirkan Afrika Selatan Jika Genjata Senjata di Gaza Gagal

Genjatan senjata selama Ramadhan terus diupayakan di Gaza

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Anak-anak pengungsi Palestina antre untuk menerima makanan yang disediakan oleh relawan di kota Deir Al Balah, Jalur Gaza Selatan, Sabtu (24/2/2024). Sebanyak 1,9 juta orang telah mengungsi di Gaza akibat konflik berkepanjangan. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan sebagian besar warga sipil di Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG - Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor pada Selasa memperingatkan bahwa kegagalan dalam perundingan soal pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza akan membawa “tragedi dan malapetaka luar biasa".

Baca Juga


Kepada lembaga penyiaran publik SABC, dia mengatakan bahwa Duta Besar Afsel untuk PBB diminta berbicara dengan para duta besar negara lain, dan mendorong agar resolusi mendesak untuk gencatan senjata disahkan.

“Kami pikir saat ini semua orang harus fokus pada gencatan senjata segera,” kata Pandor.

Dia menambahkan bahwa jika gencatan senjata tidak tercapai, dunia akan menyaksikan bencana yang lebih buruk dari apa yang telah terjadi di wilayah kantong Palestina itu.

“Saya harap saya bisa mengucapkan 'Ramadan Mubarak' (Ramadan yang diberkati) kepada rakyat Palestina dan seluruh umat Islam, tetapi bagi rakyat Palestina, saya hanya melihat situasi yang mematikan jika dunia tidak segera mengatasi masalah mendesak tentang gencatan senjata,” kata Pandor.

Dia mengatakan, jika negara-negara militer terkuat seperti Amerika Serikat dan Inggris bersatu dan mengirim pasukan mereka untuk mengawal ratusan truk bantuan ke Gaza dengan aman, banyak nyawa akan terselamatkan.

“Saat ini… Saya masih merasa ngeri kita akan melihat lebih banyak malapetaka bagi rakyat Palestina… Saya benar-benar merasa tidak berguna sebagai manusia karena kita tidak bisa menyelamatkan orang-orang dari situasi mereka yang mematikan,” katanya.

Afsel mengutuk perang Israel di Gaza dan akhir tahun lalu, negara itu menuntut Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) di Belanda atas genosida.

Putusan sela pengadilan pada Januari memerintahkan Israel untuk menghentikan genosida dan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan dapat diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Serangan-serangan Israel di wilayah itu telah menewaskan sedikitnya 30.631 orang, melukai 72.043 lainnya, dan mengusir 85 persen warga Palestina dari tempat tinggal mereka di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sekitar 60 persen infrastruktur di sana telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Amerika Serikat juga telah mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak untuk meringankan bencana kemanusiaan di Gaza, di mana lebih dari 30 ribu orang Palestina telah terbunuh oleh serangan Israel, diluncurkan setelah serangan Hamas yang menewaskan 1.200 orang pada Oktober."Kita harus mendapatkan lebih banyak bantuan ke Gaza," kata Biden.

Baca juga: Diisyaratkan Alquran, Para Ilmuan Ungkap Keajaiban Padang Pasir Terkini Ada di Maroko

Kelaparan membayangi Jalur Gaza karena pasokan bantuan, yang sudah sangat berkurang selama perang, bahkan hampir tidak ada yang tersisa.

Banyak wilayah benar-benar terputus dari makanan. Beberapa rumah sakit Gaza yang masih berfungsi, sudah benar-benar kewalahan oleh korban luka dan sekarang dipenuhi dengan anak-anak yang kelaparan sampai mati.

Militer Amerika Serikat, berkoordinasi dengan Yordania, mengirimkan 36 ribu makanan ke Gaza utara pada Selasa, sebuah program yang dimulai Washington pekan lalu.

Lembaga bantuan mengatakan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan skala kelaparan yang dialami penduduk Gaza.

Kelaparan Esktrem di Gaza - (Republika)

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler