Festival Buah Kulon Progo, Upaya Promosi Potensi Pertanian Daerah
Festival Buah Kulon Progo 2024 digelar di kawasan Waduk Sermo.
REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO — Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menggelar Festival Buah 2024, Sabtu (9/3/2024). Festival ini menjadi salah satu upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo mempromosikan buah-buahan unggulan.
Festival Buah Kulon Progo 2024 digelar di kawasan dermaga Waduk Sermo, Kapanewon Kokap. Festival ini diisi bazar buah yang diikuti kelompok wanita tani (KWT) dan pelaku usaha buah, serta sesi makan buah gratis untuk pengunjung. Festival kali ini juga dimeriahkan hiburan musik dan tarian tradisional.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Sri Wijayanti mengatakan, Kapanewon Kokap dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan Festival Buah Kulon Progo 2024 karena potensi produksi buahnya yang terbilang besar, terutama buah unggulan, yaitu durian, manggis, dan alpukat.
“Ini merupakan kali pertama festival buah dilaksanakan di Kapanewon Kokap. Beberapa waktu lalu sudah dilaksanakan di Kawasan Embung Tonogoro. Rencananya penghujung tahun kita laksanakan lagi festival buah di kawasan Embung Tonogoro,” kata Sri.
Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan, pertanian merupakan salah satu sektor andalan. Ia meyakini sektor pertanian di Kulon Progo, termasuk buah-buahan, dapat terus dikembangkan. Bukan hanya sebagai konsumsi lokal, tapi juga dapat menyuplai ke luar daerah, bahkan diharapkan dapat masuk pasar internasional.
“Yang terpenting itu adalah promosi. Promosi itu harus dikencangkan supaya orang tahu bahwa Kulon Progo itu tidak cuman ‘geblek’ dan durian. Jadi, masih punya varietas-varietas lain, yaitu buah-buahan yang cukup bisa diandalkan,” ujar Ni Made.
Festival Buah menjadi salah satu sarana promosi itu. Ni Made mengatakan, ajang tersebut dapat ikut menopang sektor pariwisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Apalagi, pengembangan pertanian di Kulon Progo juga diarahkan menjadi agro eduwisata. “Kita harus berinovasi di sektor pertanian karena menjadi ujung tombak ketahanan pangan,” ujar Ni Made.