Bunuh Diri Satu Keluarga, Warga Apartemen tak Habis Bikir: Kenapa Ajak Anaknya?
Warga apartemen menduga korban bunuh diri karena masalah ekonomi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu keluarga dilaporkan bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu (9/3/2023). Empat orang yang terjun dengan tangan terikat itu dilaporkan meninggal dunia di lokasi kejadian.
Salah seorang warga apartemen itu mengaku heran dengan aksi bunuh diri tersebut. Apalagi, aksi itu dilakukan oleh satu keluarga, bersama anak-anak yang sebenarnya sudah cukup besar. "Mengapa anaknya ikut?" kata warga yang enggan disebut namanya itu, Ahad (10/3/2024).
Ia mengaku telah melihat rekaman CCTV yang beredar. Menurut dia, anak dalam keluarga yang bunuh diri itu secara sadar melakukan aksinya.
Menurut dia, satu keluarga itu baru datang ke Apartemen Teluk Intan. Setelah keluar dari mobil, satu keluarga itu masuk ke dalam apartemen yang berada di lantai tengah. "Mereka keluar bawa tas. Mungkin pulang jalan-jalan. Mungkinkan setelah itu masuk ke unitnya, langsung naik ke atas. Loncat," kata dia.
Ia mengaku tak langsung melihat kejadian itu. Namun, saat keluar sudah ada jenazah di depan apartemennya. "Banyak orang lihat," kata dia.
Menurut dia, awalnya dua orang yang melompat dari lantai atas. Setelah itu, dua orang melompat kemudian.
Ia mengaku tak kenal secara langsung dengan para korban. Namun, ia menduga aksi itu dilakukan karena alasan ekonomi. "Yang gue heran, kenapa anaknya ikut? Anaknya kan sudah gede, harusnya bisa melawan," kata dia.
Berdasarkan pantauan Republika, tempat kejadian perkara (TKP) satu keluarga bunuh diri di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, masih dipasang garis polisi, pada Ahad siang. Sejumlah aparat kepolisian berpakaian preman juga masih berjaga di sekitar lokasi kejadian.
Sejumlah warga yang melintas penasaran melihat TKP yang masih dipasang garis polisi. Namun, warga yang hendak memotret TKP itu dilarang oleh petugas keamanan.
Sementara itu, aparat kepolisian mengungkapkan, empat korban bunuh diri yang melompat dari Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, dalam kondisi tangan terikat ketika jatuh secara bersamaan. Para korban terakhir menempati salah satu unit di apartemen tersebut sekitar dua tahun lalu sebelum akhirnya kembali kemarin.
“Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA (50) dan JL (15) terikat tangannya dengan tali yang sama. AEL (52) terikat tali yang sama dengan JWA (13), ikatan tali tersebut mengikat,” ucap Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Sabtu.
Agus menjelaskan, hasil sementara dari keterangan para saksi yang sudah pihaknya ambil, keempat korban sudah lama tidak menempati salah satu unit di apartemen tersebut. Menurut dia, diperkirakan para korban sudah dua tahun tidak lagi menempati salah satu unit di sana. Hingga akhirnya mereka kembali datang Sabtu kemarin.