Sering Diucapkan Jelang Ramadhan, Apa Makna Ucapan Marhaban Ya Ramadhan?

Ahli tafsir Alquran Prof Quraish Shihab menjelaskan arti Marhaban Ya Ramadhan.

Dok Republika
Persiapan Menyambut Ramadhan (ilustrasi).
Rep: Rahmat Fajar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki bulan Ramadhan, banyak individu entah itu tokoh, masyarakat biasa ataupun lembaga dan perusahaan tertentu mengucapkan "Marhaban Ya Ramadhan". Ucapan tersebut mereka sebar melalui status media sosial, bahkan iklan di media-media konvensional.

Apa sebenarnya makna Marhaban Ya Ramadhan?

Ahli tafsir Alquran Prof Quraish Shihab dalam bukunya Shihab & Shihab edisi Ramadhan menjelaskan tentang makna ucapan tersebut. Menurutnya, ada dua makna terkait "Marhaban Ya Ramadhan" jika dilihat dari akar katanya.

Pertama, 'rahba' mempunyai arti yang luas. Seseorang yang disambut dengan baik, dia dipersilakan masuk ke tempat yang luas dan tidak merasa sempit.

Baca Juga



Prof Quraish menjelaskan tempat yang luas tersebut menggambarkan jiwa dan perasaan sangat lega menyambut tamu yakni bulan Ramadhan. Sehingga mengucapkan "Marhaban Ya Ramadhan" berarti seseorang menyambut bulan suci tersebut dengan lapang dada.

Mereka tidak merasa berat menyambut kedatangan Ramadhan. Mereka gembira menyambut bulan baik ini.

Kemudian makna kedua 'marhab' artinya...

Kemudian makna kedua 'marhab' artinya stasiun tempat kendaraan mengambil bekal sekaligus memperbaiki apa yang rusak dari kendaraan itu. Sehingga mengucapkan "Marhaban Ya Ramadhan" untuk makna kedua ini maka seseorang akan mengambil bekal dari bulan ini untuk melanjutkan perjalanan menuju Allah SWT.

Dengan demikian, lanjut Prof Quraish, seseorang dapat menyambutnya Ramadhandengan lapang dada sekaligus memperbaiki apa rusak dari diri manusia. Dalam konteks ini, ibadah yang bisa dilakukan yakni iktikaf. Selain itu banyak merenung untuk intropeksi diri.

Kemudian di bulan Ramadhan, dianjurkan memperbanyak mengambil bekal menuju Allah SWT. Salah satu yang bisa dilakukan adalah menitipkan bekal kepada orang lain dengan cara memperbanyak sedekah. Sebab ketika bersedekah maka orang penerima sedekah itu akan menjadi perantara menemukan ganjaran di hari kemudian.

Mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah ini menambahkan amal ibadah di bulan Ramadhan, yaitu ganjarannya akan dilipatgandakan. Karena itu, Ramadhan adalah bulan istimewa. Menurut Prof Quraish, paling tidak Allah akan mengabulkan doa permintaan seseorang dan Allah juga akan memberikan sesuatu yang tidak diminta.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada 12 Maret 2024. Keputusan tersebut berdasarkan sidang isbat yang digelar pada 10 Maret 2024. Namun ada beberapa ormas yang lebih dulu melaksanakan puasa 11 Maret seperti Muhammadiyah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler