Niat Puasa Ramadhan Arab, Latin, dan Terjemahan, Bisa Dibaca Saat Sahur

Niat pun menjadi salah satu dari rukun puasa Ramadhan.

Dok Republika
Ilustrasi sahur Ramadhan.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah negara, termasuk Muhammadiyah di Indonesia memulai Ramadhan pada 11 Maret 2024. Pada bulan ini, umat Islam diwajibkan menjalankan puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.

Lamanya waktu puasa dilakukan sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Selama waktu itu, umat Islam dilarang makan, minum, dan jima’.

Selama puasa, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak amal ibadah, seperti sedekah, membaca Alquran, sholat sunnah, hingga membagikan takjil buka puasa. Agar kuat berpuasa dan tetap beraktivitas seperti biasanya, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk makan sahur pada dini hari. Selain itu, agar puasanya sah dan diterima, maka wajib bagi seorang Muslim melafalkan niat pada malam harinya.

Hal ini sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW, "Man lam yubayyit as-shiyama qoblal-fajri fala shiyama lahu,". (Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya," (HR Abu Daud, At Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Baca Juga


Niat Puasa Ramadhan

نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَانَ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىَ

"Nawaitu shauma ghadin an adaai fardlu syahri ramadhaana hadzihis sanati lillaahi ta’aalaa".

Artinya, "Saya niat puasa esok hari, untuk menunaikan kewajiban berpuasa pada bulan Ramadhan tahun ini karena Allah SWT."

Niat puasa ini dapat dilakukan pada malam hari setelah sholat tarawih atau pada waktu sahur sebelum adzan subuh. Lalu bagaimana hukumnya jika lupa membaca niat ini?

Selanjutnya...

Hukum Puasa Ramadhan Jika Lupa Baca Niat

Karena niat merupakan bagian terpenting dalam ibadah, dan yang membedakan dengan suatu adat atau kebiasaan, maka niat adalah sesuatu yang wajib. Niat pun menjadi salah satu dari rukun puasa sehingga apabila lupa membaca niat, maka puasanya dianggap tidak sah.

“Hanya saja amalan-amalan itu, sahnya dengan niat,” HR Umar bin Khattab).

Sehingga, dikutip dari buku Fikih Puasa oleh Ali Musthafa Siregar, niat puasa wajib hukumnya setiap hari karena puasa setiap hari adalah ibadah tersendiri. Tidak cukup satu niat untuk puasa Ramadhan satu bulan penuh, menurut pendapat yang mu'tamad (kuat).

Akan tetapi disunnahkan berniat puasa untuk sebulan penuh pada awal puasa karena di dalamnya terdapat dua faedah sebagai berikut.

• Sahnya puasa seseorang yang ia lupa berniat pada suatu hari, dengan bertaklid pada Mazhab Maliki. Karena dalam mazhabnya, cukup niat puasa satu bulan penuh pada malam pertama dari bulan Ramadhan.

• Seandainya seseorang meninggal, kemudian ia belum sempat puasa sebulan penuh, maka ia akan mendapatkan pahala puasa sebulan sebagai pahala dari niatnya (At Taqriirot As Sadiidah Hal. 440).

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler