Studi Ungkap Kebiasaan Masyarakat Indonesia Sambut Bulan Ramadhan

Puncak musim belanja telah terjadi sepekan sebelum Ramadhan.

Republika/Thoudy Badai
Warga mengantre memilah menu berbuka puasa di Chilax, Sudirman, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Rep: Shelbi Asrianti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sebuah studi terbaru mengungkap kebiasaan masyarakat Indonesia menyambut bulan Ramadhan. Laporan yang dirilis oleh perusahaan riset dan penyedia platform survei online Populix itu bertajuk "Welcoming Ramadan 2024: F&B Trend Movement and Financial Plan".

Terungkap bahwa rata-rata masyarakat Indonesia melakukan empat aktivitas untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Kegiatan itu antara lain membersihkan rumah (66 persen), membeli stok makanan (64 persen), dan membeli baju baru (50 persen).

Aktivitas lain yang dilakukan Muslim, termasuk mulai memesan kue Lebaran (45 persen), membeli stok minuman (44 persen), serta membeli makanan siap makan (43 persen). Begitu pun membeli hantaran Ramadhan (34 persen), membeli perlengkapan sholat (34 persen), merenovasi rumah (17 persen), dan melakukan servis kendaraan (14 persen).

Masyarakat sudah mulai membeli kebutuhan pokok lebih awal dibandingkan bulan-bulan lainnya. Puncak musim belanja telah terjadi sepekan sebelum Ramadhan. CEO & Co-Founder Populix Timothy Astandu mengatakan Muslim di Indonesia sangat antusias melakukan berbagai persiapan untuk Ramadhan.

"Antisipasi yang tinggi dan perencanaan matang ini memperlihatkan semangat menyambut Ramadhan di kalangan umat Muslim Indonesia dan menjadi momentum penting bagi bisnis untuk menjawab beragam ekspektasi dari para konsumen Muslim Tanah Air," ujar Timothy lewat pernyataan resminya.

Baca Juga


Preferensi persiapan menu makanan Ramadhan...

Hal lain yang terungkap dalam studi adalah pergeseran gaya hidup masyarakat terkait preferensi persiapan menu makanan di bulan Ramadhan. Muncul ketertarikan terhadap produk-produk siap masak dan siap makan sebagai alternatif menu makanan sahur dan berbuka puasa selain masakan rumahan.

Timbul preferensi terhadap opsi makanan yang membutuhkan persiapan sederhana dan cepat, namun masyarakat Muslim tetap merasa nyaman untuk memasak sendiri bagi keluarga mereka selama bulan Ramadhan. Selain belanja bahan makanan mentah (75 persen), responden memilih mempersiapkan makanan siap masak (42 persen), siap disajikan (39 persen), dan siap makan (33 persen). 

Rencana mempersiapkan makan sahur dan berbuka para responden berbeda-beda, bergantung pada jadwal dan preferensi masing-masing. Sebanyak 50 persen responden berencana memasak pada waktu sahur, sementara responden lain sudah menyiapkan makanan sebelum memasuki waktu sahur atau sudah membeli makanan matang yang tak perlu dimasak lagi.

Untuk berbuka puasa, 45 persen responden lebih suka menyiapkan sendiri hidangan berbuka puasa. Sebanyak 40 persen membeli hidangan takjil di sekitar rumah. Jenis makanan dan minuman yang banyak dipilih untuk berbuka puasa didominasi oleh gorengan (74 persen), air mineral (73 persen), buah-buahan (61 persen), sop buah (60 persen), dan kolak (51 persen).

Studi juga mengungkap masyarakat sudah merencanakan kegiatan buka puasa bersama di Ramadhan tahun ini. Menurut data Populix, 51 persen responden sudah merencanakan buka bersama dengan keluarga dan teman dekat pada pekan kedua Ramadhan, sementara 50 persen akan bukber pada pekan ketiga Ramadhan.

"Responden lebih memilih berbuka puasa bersama di rumah dan restoran dengan mempertimbangkan pilihan makanan dan aspek biaya," kata Timothy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler