Waskita Terapkan Inovasi dalam Kendalikan Banjir di Bekasi dan Karawang
Bendungan Cibeet dapat dimanfaatkan sebagai irigasi pertanian dengan lahan 1.037 Ha.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) mendukung pengendalian banjir di sejumlah titik wilayah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang dengan membangun Bendungan Cibeet Paket III yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. SVP Corporate Secretary Perseroan Ermy Puspa Yunita mengatakan, pembangunan Bendungan Cibeet paket III ini dilakukan dengan cara joint operation dengan PT Bumi Karsa, PT Bangkit Berkah Perkasa, PT Karya Pembangunan Rezki (KSO).
"Bendungan Cibeet nantinya dapat dimanfaatkan sebagai irigasi pertanian dengan lahan seluas 1.037 hektare di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang serta sebagai pembangkit tenaga listrik dengan daya sebesar 0,25 MW," ujar Ermy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Ermy mengatakan Waskita meraih nilai kontrak paket pekerjaan untuk pembangunan Bendungan Cibeet Paket III sebesar Rp 1,5 triliun. Ermy berharap pembangunan yang didanai menggunakan dana APBN ini dapat menjadi reduksi banjir pada hilir Sungai Citarum dengan kapasitas 300,33 m3 per detik juga sebagai pasokan air baku sebesar 3,77 m3 per detik untuk beberapa Kabupaten dan daerah industri.
Ermy menyampaikan pembangunan Bendungan Cibeet dikerjakan selama 1860 hari, dimulai September 2023 dan direncanakan akan selesai pada akhir 2028.
Sementara itu untuk lingkup pekerjaan Waskita meliputi Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Jalan, Bendungan Utama, Bangunan pelimpah, Bangunan Pengambilan Pekerjaan Hidromkanikal dan Elektrikal, Penyelenggaraan Sistem Manajemen Konstruksi (SMKK), Pekerjaan Area Genangan dan Pekerjaan Relokasi.
Dalam menunjang pekerjaan proyek dapat berjalan dengan lancar, lanjut Ermy, tim Proyek Waskita melakukan pengembangan digitalisasi, salah satunya dengan implementasi BIM (Building Information Modeling) dalam pekerjaan proyek Bendungan Cibeet Paket III.
"BIM ini mampu membuat pekerjaan menjadi sangat efisien sehingga pekerjaan proyek bisa selesai lebih cepat, hemat dan pastinya dengan hasil kualitas yang baik," ucap Ermy.
Selain itu, Waskita juga memberdayakan pekerja lokal pada setiap proyek yang dikerjakan. Ermy menilai hal ini juga menunjukkan adanya kolaborasi yang baik antara tim proyek dengan masyarakat sekitar.
Selain BIM, sambung Ermy, Waskita juga selalu mendorong pengembangan green construction di setiap proyek-proyek yang dikerjakan, termasuk pada delapan paket proyek bendungan lainnya yang kini tengah dikerjakan yakni, Bendungan Bener Paket II, Bendungan Jlantah, Bendungan Tiga Dihaji, Bendungan Rukoh Paket II, Bendungan Jragung Paket I, Bendungan Mbay, Bendungan Karangnongko dan Bendungan Temef. Ermy menyebut penerapan green construction ini merupakan salah satu upaya perseroan dalam meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem, memperbaiki kualitas udara, mereduksi limbah serta konservasi sumber daya alam.
"Hal ini menjadi salah satu bentuk komitmen perseroan terhadap sustainanable construction untuk keberlangsungan, penghijauan dan penyelamatan lingkungan serta ekosistem alam," kata Ermy.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, membangun dua bendungan yakni Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijurey yang besarnya tampungan air kedua bendungan ini diproyeksikan dapat memberikan manfaat untuk mengurangi banjir di Sungai Citarum Hilir sebesar 66 persen.
Mengutip dari laman Kementerian PUPR, Menteri Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Bendungan Cibeet dan Cijurey telah dimulai sejak September 2023. Basuki menyebut dua bendungan dibangun untuk pengendalian banjir di hilir Sungai Citarum, seperti di Muara Gembong, Bekasi dan Karawang.
"Kami berharap masyarakat bisa mendukung pembangunan kedua bendungan ini, yang nantinya juga akan diikuti dengan pembangunan sejumlah tanggul di hilirnya,” kata Basuki.