Petani di Lombok Tengah Mulai Panen Padi

Dari 52 ribu hektare luas tanaman padi, sekitar 5 persennya telah panen.

ANTARA/Ahmad Subaidi
Petani memasang jaring di atas tanaman padinya di kawasan persawahan Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, Ahad (8/8/2021).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan sejumlah petani padi di daerah setempat telah mulai panen pada pertengahan Maret 2024. Sehingga ketersediaan beras untuk masyarakat pada Ramadhan dipastikan aman.

Baca Juga


"Petani kita saat ini telah mulai panen. Tidak ada kelangkaan beras," kata Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Zaenal Arifin di Praya, Rabu (13/3/2024).

Ia mengatakan dari 52 ribu hektare luas tanaman padi di Lombok Tengah pada musim tanam pertama ini, sekitar 5 persen luas tanam yang telah panen. Para petani yang telah panen itu tersebar di Kecamatan Praya Tengah, Praya Barat, Batukliang, Batukliang Utara. Sedangkan untuk kecamatan lain, kondisi tanaman sedang berisi dan diperkirakan panen pada akhir April 2024.

"Sekitar 2.000 hektare lahan pertanian yang sudah panen," kata Zaenal.

Ia mengatakan, harga gabah juga saat ini mulai turun menjadi Rp 500 ribu per kwintal dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 700 ribu per kwintal. Namun, harga beras di pasaran dipastikan akan menurun meskipun harga saat ini masih mencapai Rp 15 ribu per kilogram.

"Harga beras akan menyesuaikannya dengan harga gabah. Karena petani kita saat ini mulai ada yang panen," kata dia.

Ia mengatakan harga beras di 2024 yang mencapai Rp 15 ribu per kilogram ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga beras di 2023 yang mencapai Rp 13 ribu per kilogram. Hal itu dampak dari El Nino yang mengakibatkan musim tanam mundur, sehingga musim panen mundur.

"Dampak El Nino ini luas tanam kita bisa selesai itu pada Februari di 2024. Biasanya kita sudah panen di Februari," kata Zaenal.

Ia mengatakan produksi gabah di Lombok Tengah pada musim tanam 2023 itu meningkat atau mencapai 450 ribu ton dibandingkan dengan produksi gabah di 2022 yang mencapai 400 ribu ton. Sehingga stok beras untuk kebutuhan masyarakat pada 2024 ini dipastikan aman atau tidak terjadi kelangkaan.

"Produksi kita di 2023 itu meningkat, sehingga stok beras kita aman untuk kebutuhan masyarakat saat Ramadhan 2024 ini," katanya.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler