Ini Deretan Nama Caleg Berpotensi Gagal di Dapil Jakarta III

Jika tak lolos ambang batas parlemen, satu kursi PSI beralih ke PDIP.

Republiika/Febryan A
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria saat diwawancarai awak media di sebuah hotel di Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024).
Rep: Febryan A Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah mantan pejabat hingga elite partai politik hampir bisa dipastikan gagal memenangkan kursi DPR di Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta III. Mereka keok dalam pertarungan karena kalah raihan suara atau partainya tak kebagian kursi.

Baca Juga


Hal tersebut diketahui setelah KPU menetapkan raihan suara Pileg DPR RI 2024 Dapil Jakarta III dalam rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional di Kantor KPU RI, Selasa (12/3/2024).

Republika.co.id mengkonversi raihan suara partai menjadi kursi menggunakan metode Sainte Lague, rumus resmi yang diatur dalam UU Pemilu. Hasilnya Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, PKS, PAN, Demokrat masing-masing mendapatkan satu kursi.

PSI juga mendapatkan satu kursi asalkan lolos ambang batas parlemen. Jika tidak lolos parliamentary threshold, maka satu kursi yang didapatkan PSI beralih ke PDIP.

Jadi, hanya ada delapan caleg dari tujuh/delapan partai yang memenangkan kursi DPR. Padahal, di dapil tersebut ada 141 caleg yang diusung 18 partai politik. Artinya, ada seratus lebih caleg gagal di Dapil Jakarta III, yang beberapa di antaranya adalah nama beken sebagai berikut:

1. Ahmad Riza Patria...

Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu merupakan caleg Partai Gerindra nomor urut 1 dan berhasil mengumpulkan 45.998 suara. Namun, perolehan suara Ariza kalah banyak jika dibandingkan keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo yang mendapatkan 52.932 suara. Karena itu, satu kursi DPR yang dimenangkan Gerindra menjadi milik Rahayu.

2. Ferdinand Hutahaean

Politikus kontroversial itu merupakan caleg PDIP nomor urut 5 dan berhasil mengoleksi 29.601 suara. Raihan suara sebanyak itu belum cukup untuk Ferdinand memenangkan kursi pertama ataupun kursi kedua yang didapatkan PDIP. Pasalnya, Ferdinand merupakan peraih suara terbanyak ketiga di partainya.

3. Ahmad Zaki Iskandar

Dia Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta dan pernah menjabat sebagai Bupati Tangerang. Sebagai caleg Golkar nomor urut 1 di Dapil Jakarta III, Zaki dicoblos oleh 49.022 pemilih. Namun, raihan sauata Zaki kalah banyak dibandingkan Erwin Aksa yang mengumpulkan 186.897 suara. Karena itu, satu kursi yang dimenangkan Golkar akan menjadi milik Erwin.

4. Surya Tjandra

Mantan wakil Menteri ATR/BPN itu merupakan caleg Partai Nasdem nomor urut 2. Dia hanya mendapatkan 5.742 suara di Dapil Jakarta III. Raihan suara Surya kalah telak jika dibandingkan Bendahara Umum Nasdem Ahmad Sahroni yang mengoleksi 163.292 suara. Satu kursi yang dimenangkan Nasdem bakal menjadi milik Sahroni.

5. Valencia Tanoesoedibjo...

 

Dia adalah anak kedua dari Ketua Umum Perindo yang juga konglomerat media, Harry Tanoesoedibjo. Valencia diusung oleh partai bikinan bapaknya itu di Dapil Jakarta III dan diberikan nomor urut 1. Usai pemungutan suara, ternyata 30.157 pemilih mencoblos Valencia.

Dia merupakan caleg peraih suara terbanyak di antara delapan caleg Perindo di dapil tersebut. Namun, keunggulan tersebut seperti tak berarti karena Perindo tidak memenangkan kursi DPR di dapil tersebut. Pasalnya, total raihan suara Perindo kalah jauh dibanding partai lain. Selain itu, total raihan suara Perindo secara nasional diprediksi juga tak mencapai ambang batas parlemen 4 persen.

6. Cheryl Anelia Tanzil

Mantan penyiar berita yang kini menjabat sebagai Ketua DPP PSI itu juga hampir pasti gagal melaju ke Senayan. Maju sebagai caleg PSI nomor urut 2, Cheryl mengumpulkan 27.017 suara. Dia peraih suara terbanyak kedua setelah Grace Natalie. Karena itu, satu kursi yang mungkin dimenangkan PSI jika lolos parlemen akan menjadi milik Grace.

7. Grace Natalie

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI ini merupakan caleg peraih suara terbanyak di Dapil Jakarta III, yakni 193.556. Raihan suara yang besar itu lah yang mengantarkan PSI memenangkan satu kursi DPR.

Namun, Grace berpotensi tak bisa mendapatkan kursi tersebut apabila total raihan suara PSI secara nasional tak mencapai ambang batas parlemen 4 persen. Sebagai catatan, partai yang tidak mencapai parliamentary threshold tidak akan dilibatkan dalam proses konversi suara menjadi kursi.

Apabila benar PSI tak lolos parlemen, maka satu kursi yang seharusnya dimenangkan Grace akan jatuh kepada caleg PDIP Darmadi Durianto. Jika PSI lolos, maka Damardi yang harus terlempar dari Senayan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler