Ini Lima Sutradara Pemenang Oscar pada Abad 21, Mana yang Terbaik?

Beberapa sutradara sudah beberapa kali masuk nominasi Oscar.

Photo by Richard Shotwell/Invision/AP
Martin Scorsese tiba di Oscar pada ahad, 10 Maret 2024, di Teater Dolby di Los Angeles.
Rep: Santi Sopia Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak anggapan bahwa penghargaan Oscar sebaiknya diberikan setelah beberapa tahun perilisan sebuah karya. Hal ini untuk melihat film mana saja yang tetap bertahan diingat publik beberapa tahun setelah dirilis, sekaligus mana yang kian memudar. 

Baca Juga


Anggapan seperti itu mungkin bukan gagasan yang buruk, dan ini sangat menarik ketika orang menyaksikan dalam 20 tahun kemenangan dan kekalahan Oscar. Berkaitan dengan kategori Sutradara Terbaik, lebih dari beberapa kemenangan dapat dihubungkan dengan Oscar “make-up”. 

Istilah itu mengacu pada pemenang yang dianggap mengambil hadiah untuk film yang “keliru”, beberapa tahun setelah film yang lebih baik. Namun beberapa di antaranya juga mencerminkan bahwa semua orang terjebak dalam panasnya situasi. 

Jika para pemenang Oscar untuk kategori Sutradara Terbaik abad ke-21 mendapat ranking, manakah yang terbaik? Berikut urutan dan ulasannya, seperti dilansir dari Collider, Kamis (14/3/2024).

1. Martin Scorsese - The Departed (2006)

Martin Scorsese seharusnya memenangkan Oscar Sutradara Terbaik setidaknya dua kali sebelumnya. Akan tetapi itu tidak membuat The Departed atau karyanya menjadi kurang bagus. Setelah membuat “film Oscar” dengan Gangs of New York dan The Aviator, Scorsese berusaha membuat film popcorn yang bagus lewat The Departed

Dia akhirnya memenangkan penghargaan Sutradara Terbaik pertamanya. Film ini adalah thriller kriminal dalam skala epik, tetapi dikemas dengan karakter dan tema menarik yang diharapkan dari pembuat film ulung seperti Scorsese.

2. Christopher Nolan - Oppenheimer (2023)

Cukup aneh jika mengingat sebelum meraih Oscar untuk kategori Sutradara Terbaik, Christopher Nolan hanya satu kali masuk nominasi melalui Dunkirk tahun 2017. Meskipun sebelumnya juga dinominasikan beberapa kali untuk Memento dan Inception, ini adalah kemenangan pertamanya dalam karier Nolan yang terbukti mengesankan. 

Namun meski butuh waktu lama baginya untuk tampil di panggung Oscar, kemenangannya sebagai sutradara Oppenheimer tentu menjadi film yang tepat baginya hingga akhirnya membawa pulang Academy Award. Bersama Oppenheimer, Nolan mengambil semua trik dan alat yang dia kerap gunakan dalam film-filmnya. Dia mengangkat kisah seorang pria yang memiliki dampak besar pada dunia. 

Nolan tetap menghadirkan tingkat ruang lingkup dan kehebatan yang sama pada Oppenheimer seperti yang ia bawa ke film-filmnya yang lain, beralih antar garis waktu, menciptakan citra yang luar biasa, dan menceritakan kisah kompleks dengan cara yang ringkas. Bersama Oppenheimer, Nolan mengambil film biografi standar tapi mengemasnya dengan luar biasa.

Alfonso Cuaron....

 

3. Alfonso Cuaron - Roma (2018)

Alfonso Cuarón tidak membuat banyak film, tapi ketika dia melakukannya, kerap melekat di ingatan. Roma bersifat pribadi sampai pada tahap terapi karena Cuarón benar-benar menciptakan kembali rumah masa kecilnya dan meminta para aktor memerankan kembali kenangan yang sangat spesifik dari masa kecilnya.

Upaya tersebut tidak menjadi proyek sia-sia. Sebaliknya, efeknya terasa hampir eksperimental atau progresif, karena fotografi hitam-putih definisi ultra-tinggi Cuarón tidak mengingat kembali kenangan. Sutradara saga Harry Potter ini memunculkannya dalam bentuk utuh, agar semua orang dapat melihat, mendengar, dan merasakannya secara luas saat menonton. 

4. Kathryn Bigelow - The Hurt Locker (2009)

Lebih dari 10 tahun sejak Kathryn Bigelow menjadi wanita pertama yang memenangkan Oscar untuk Sutradara Terbaik, kemenangannya masih dianggap sebagai salah satu keputusan paling berani di Oscar. Keahlian teknis James Cameron dalam Avatar memang ikonik, tetapi yang mengejutkan banyak orang, Bigelow menarik kemenangan yang memengaruhi potret PTSD selama Perang Irak. Ini adalah bukti dari pembuatan film Bigelow bahwa The Hurt Locker unggul dalam film thriller yang menegangkan dan kronik provokatif tentang kehidupan para prajurit.

5. Ang Lee - Life of Pi (2012)

Ang Lee mengalahkan Steven Spielberg di Oscar 2013. Meskipun kehebatan teknis sutradara Brokeback Mountain ini dalam memadukan lingkungan dan karakter CG dengan pemeran utama live-action-nya, jelas menjadikan Life of Pi, sebagai sebuah tontonan yang patut disaksikan.

 

Pada tahun 2012, film laris yang berbasis CG menjadi semakin lazim, dan Lee tentu saja melakukan pekerjaan luar biasa dalam menghidupkan Life of Pi dengan teknologi mutakhir. Tontonan visual yang ia hasilkan benar-benar menakjubkan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler