Anak Usaha ASDP Operasikan Rute Reguler Ini

Anak Usaha ASDP Jembatan Nusantara operasikan rute Surabaya Labuan Bajo

ANTARA FOTO/Khalis Surry
Kapal Motor Penumpang (KMP) Papuyu yang dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferry berlayar menuju Pulo Aceh usai menjemput penumpang di Pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh, Aceh, Sabtu (17/2/2024). Mulai tahun 2024, KMP Papuyu melayani penyeberangan perintis rute Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh menuju Pelabuhan Lamteng Pulo Aceh, Aceh Besar serta Pelabuhan Balohan, Sabang atau sebaliknya, sebagai upaya Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Tanah Air.
Rep: Rahayu Subekti Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menjalankan komitmennya untuk mendukung keberlangsungan logistik nasional, PT Jembatan Nusantara (JN) yang merupakan salah satu anak usaha dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus memperkuat layanan feri jarak jauh. Hal itu dilakukan dengan mengoperasikan tiga rute reguler yaitu Surabaya-Labuan Bajo, Surabaya-Ende, dan Balikpapan-Pare paare serta dua rute deviasi mencakup Labuan Bajo-Badas dan Balikpapan-Semarang.


"Tiga unit kapal yang disiapkan untuk melayani rute LDF yakni KMP Swarna Bahtera yang melayani lintasan Surabaya-Labuan Bajo, Madani Nusantara, dan Mahkota Nusantara yang melayani lintasan Balikpapan-Pare-pare,” kata Shelvy dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (14/3/2024).

Dia menjelaskan, ASDP melalui anak usahanya tersebut mengoperasikan KMP Swarna Bahtera dengan jarak yang ditempuh sepanjang 462 mil dari Surabaya-Labuan Bajo dengan waktu selama 38 jam. Kapal tersebut mampu menampung kapasitas hingga 321 penumpang, 100 unit kendaraan roda dua, 30 unit kendaraan kecil, 15 unit truk sedang, 4 unit truk besar, dan sembilam unit tronton.

Sedangkan untuk lintasan Balikpapan-Pare-pare dioperasikan kapal Madani Nusantara berjarak 252 mil dengan waktu tempuh selama 23 jam. Kapal tersebut memiliki kapasitas hingga 500 penumpang, 100 unit kendaraan roda dua, 30 unit kendaraan kecil, 15 unit truk sedang, empat unit truk besar, dan enam unit tronton.

Selain itu, Mahkota Nusantara yang juga melayani lintas Balikpapan-Pare-pare mampu menampung hingga 217 orang, 50 kendaraan roda dua, 15 unit kendaraan kecil, 15 truk sedang, dan 30 truk besar. Berdasarkan muatan, kendaraan golongan V ke atas menjadi muatan dominan untuk layanan LDF. Lintasan Balikpapan-Pare-pare ini memiliki load factor yang cukup tinggi hampir mencapai 95 persen.

"Hadirnya layanan LDF akan mengurangi kemacetan dan beban jalan akibat volume kendaraan yang besar serta dimensi dan volume muatan kendaraan yang menyalahi ketentuan atau over dimension over load (ODOL). Dengan demikian, kami turut mengurangi tingkat polusi udara dari emisi gas buang angkutan jalan," ujar Shelvy.

Selain itu, layanan lintas LDF juga akan mendorong pertumbuhan sektor lainnya seperti industri dan perdagangan sehingga memberikan dampak berantai. Hal tersebut positif khususnya lintasan penyeberangan yang menghubungkan Pulau Jawa, Kalimantan hingga Nusa Tenggara Timur.

Selain pelayanan untuk angkutan penyeberangan jarak jauh yang menjangkau sudut barat hingga sudut timur wilayah Nusantara, JN juga menyediakan moda angkutan penyeberangan laut jarak dekat yang meliputi 30 wilayah di Indonesia.

ASDP terus mendorong JN untuk melakukan monitoring dan pengecekan alat keselamatan, keandalan armada serta peningkatan pelayanan penumpang.

"Pastinya kami terus melakukan pemantauan, dan monitoring untuk terus memastikan keamanan, keandalan, dan ketersediaan layanan, terutama dalam menghadapi perubahan cuaca atau kondisi laut yang tidak terduga,” tutur Shelvy.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler