Meski Ganjar-Mahfud Keok, PDIP Tetap Raih Kursi Terbanyak di Jateng
PDIP tetap meraih kursi terbanyak di Jateng meski perolehan suara Ganjar-Mahfud keok.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi partai peraih kursi DPR terbanyak di Jawa Tengah. Kemenangan itu didapatkan saat pasangan capres-cawapres yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo-Mahfud MD keok di sana.
Kemenangan PDIP dan kekalahan Ganjar-Mahfud itu diketahui setelah KPU menetapkan hasil Pileg DPR dan Pilpres 2024 untuk Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dalam rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional yang digelar di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2024) lalu.
Dalam Pileg DPR RI, PDIP total mengumpulkan 5.859.448 suara dari 10 dapil di Jateng. Peraih suara terbanyak kedua hingga keempat adalah PKB 2.672.895 suara, Partai Golkar 2.648.583 suara, dan Partai Gerindra 2.179.011 suara. Partai lain raihan suaranya di bawah 2 juta.
Jika dilihat sebaran suaranya, PDIP tercatat sebagai partai peraih suara terbanyak di delapan dapil di Jateng. Dua dapil lainnya, yakni Dapil Jateng II dan Jateng X dimenangi oleh Partai Golkar.
Republika mengkonversi raihan suara partai di setiap dapil itu menjadi kursi menggunakan metode Sainte Lague, rumus resmi yang diatur dalam UU Pemilu. Konversi suara dilakukan dengan asumsi bahwa PPP lolos ambang batas parlemen, sedangkan PSI tidak.
Hasilnya...
Hasilnya, PDIP total memenangkan 22 kursi DPR dari 10 dapil di Jateng. Perolehan kursi PDIP lebih banyak ketimbang Golkar yang mendapatkan 12 kursi, Gerindra (10 kursi), PKB (9), Nasdem (7), PKS (7), Demokrat (5), PAN (3), dan PPP (2).
Dominasi partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu di provinsi yang memang basis pemilih PDIP itu kontras dengan perolehan suara Ganjar-Mahfud. Pasangan calon nomor urut 3 itu mendapatkan 7.827.335 suara atau 34,34 persen dari total suara sah.
Raihan suara Ganjar, yang merupakan mantan Gubernur Jateng dan juga kader tulen PDIP itu, kalah dibanding pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Pasangan nomor urut 2 itu berhasil meraup 12.096.454 suara atau 53,07 persen.
Adapun pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar hanya mendapatkan 2.866.373 atau 12,57 persen dari total suara sah di Jateng.
Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan UGM, Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia mengungkapkan, tingginya suara PDIP, sedangkan Ganjar-Mahfud kalah merupakan fenomena split-ticket voting. Istilah tersebut artinya adalah fenomena ketika dalam satu waktu ada beberapa pemilihan sekaligus, lalu pemilih membuat pilihan berbeda untuk setiap jenis pemilihan.
Dalam konteks pemilu legislatif, kata dia, Jawa Tengah memang merupakan kandang banteng atau penghasil suara terbesar bagi PDIP. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari faktor historis, budaya, dan sosial yang melatarbelakanginya.
Namun, kata Alfath, dalam konteks pemilu eksekutif, kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah tak bisa terpisah dari citra Presiden RI Joko Widodo. Menurut dia, mayoritas pemilih merasa masih memiliki kesamaan ideologi dengan PDIP. Namun, suasana kebatinan rakyat yang menjadi pengikut setia Jokowi menilai orang nomor satu di Indonesia itu berada di pihak Prabowo-Gibran.