PHRI DKI Prediksi Okupansi Hotel Selama Ramadhan Turun 25 Persen
Meski demikian, PHRI DKI berharap Ramadhan tahun ini lebih baik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) DKI Jakarta memprediksi tingkat okupansi hotel selama Ramadhan tahun ini turun bahkan hingga 25 persen dibandingkan hari-hari biasa.
"Kalau yang namanya Ramadhan dibandingkan hari biasa pasti turun. Karena orang jarang bepergian dan tidak juga menginap di hotel untuk sekadar berlibur misalnya," kata Ketua PHRI DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono.
Iwantono menjelaskan, selain tingkat keterisian hotel yang menurun, tren masyarakat yang makan di restoran juga tentu menurun. Meski ada kegiatan buka bersama, momentum tersebut, kata Iwantono, tentu berbeda dengan hari biasanya yakni ketika konsumen makan di restoran bisa tiga kali pada pagi, siang dan sore hari.
"Buka puasa, orang makan hanya satu kali, sedangkan di waktu pagi, siang dan sore tidak ada yang makan. Tapi tentunya kita berharap Ramadhan tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu," kata Iwantono.
Menurut dia, sejumlah restoran besar tentunya telah menyiapkan strategi khusus untuk menarik pelanggan, seperti potongan harga khusus. Namun yang utama adalah memelihara pelanggan agar tetap kembali ke restoran.
Iwantono menambahkan, tingkat keterisian hotel akan kembali meningkat menjelang akhir Ramadhan dan sepanjang libur Lebaran.
Berdasarkan siaran resmi yang dikeluarkan BPS DKI, tingkat penghunian kamar hotel bintang di Jakarta pada tahun lalu, yakni April 2023 yang bersamaan dengan Ramadhan tercatat hanya sebesar 42,52 persen. Tingkat penghunian kamar hotel itu turun signifikan sebesar 10,85 persen dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 53,37 persen.
Kemudian setelah Ramadhan dan libur Lebaran, aktivitas masyarakat yang menggunakan jasa perhotelan di Jakarta kembali meningkat. Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang Jakarta pada Mei 2023 tercatat mencapai 50,75 persen atau meningkat 8,23 persen poin dibandingkan April 2023.